Sebanyak 68 Kabupaten/Kota di Indonesia Masuk Kategori Rawan Pangan

14 Desember 2023 12:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh tani menanam padi di area persawahan Tamarunang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (16/6/2022). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Buruh tani menanam padi di area persawahan Tamarunang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (16/6/2022). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebanyak 68 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori rawan pangan. Hal itu berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) 2023 yang dirilis oleh Badan Pangan Nasional/Nasional Food Agency (NFA).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kondisi tersebut masih lebih baik dibanding tahun 2022. Pada FSVA 2022, terdapat 74 kabupaten/kota teridentifikasi sebagai daerah rentan rawan pangan atau prioritas 1-3.
"Ini artinya situasi ketahanan pangan Indonesia tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022,” kata Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA, Nyoto Suwignyo dalam rilis resmi, dikutip Kamis (14/13).
Selain itu dalam FSVA tahun ini, NFA menyimpulkan adanya perubahan positif tingkat kerentanan rawan pangan, dari semula 14 persen di 2022 terdepresiasi menjadi 13 persen di 2023.
Nyoto bilang, pentingnya capaian tersebut tidak hanya terletak pada angka itu saja tetapi juga pada implikasinya terhadap pencapaian target nasional. Ditargetkan tingkat kerentanan sebesar 12 persen atau sekitar 61 kabupaten/kota rawan pangan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa melihatnya sebagai langkah awal menuju ketahanan pangan nasional yang lebih baik di tahun-tahun mendatang,” kata Nyoto.
Tercapainya penurunan tingkat kerentanan rawan pangan tahun 2023 disebut Nyoto merupakan buah kerja keras semua stakeholder pangan selama setahun ke belakang untuk secara konsisten mendukung Aksi Kesiapsiagaan Krisis Pangan yang telah dilakukan NFA melalui program-program yang secara langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Di antaranya yakni bantuan pangan dalam rangka intervensi pengendalian kerawanan pangan yang menyasar ke 22 kabupaten/kota berbasis FSVA dan Prevalence of Undernourishment (PoU), penyaluran bantuan pangan beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang juga akan dilanjutkan tahun depan, hingga program penanganan stunting melalui bantuan pangan berupa telur dan daging ayam untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS).
Ilustrasi Food Estate atau lumbung pangan. Foto: Dok. Kementerian Pertanian
Dalam FSVA 2023 juga mengidentifikasi adanya kenaikan jumlah daerah tahan pangan atau prioritas 4-6 menjadi 446 kabupaten/kota, dari sebelumnya pada FSVA 2022 hanya terdapat 440 kabupaten/kota yang termasuk daerah tahan pangan.
ADVERTISEMENT
Adapun 9 kabupaten/kota yang mengalami perbaikan berdasarkan indikator FSVA nasional, antara lain di Sumatera yakni Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Karimun.
Selanjutnya ada Kabupaten Tana Tidung di Kalimantan Utara. Lalu Kabupaten Alor dan Kabupaten Sumba Barat Daya di Nusa Tenggara Timur, serta Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Di ujung timur Indonesia, Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Sarmi di Papua juga mengalami indeks FSVA yang kian membaik.
Berkaitan dengan sebaran, daerah yang diidentifikasi termasuk wilayah rentan pangan sebagian besar terletak di bagian Indonesia Timur dan daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), serta wilayah kepulauan.
"FSVA mengidentifikasi faktor penyebabnya antara lain dikarenakan produksi pangan wilayah yang cenderung lebih rendah dibandingkan kebutuhan, serta prevalensi balita stunting yang masih tinggi. Masih adanya keterbatasan akses air bersih serta tingginya persentase penduduk yang hidup dalam kondisi kemiskinan juga menjadi pendorong utama," pungkas Nyoto.
ADVERTISEMENT