Sebelum Dicopot dari Dirut Pertamina, Elia Sempat Ditegur Keras Jonan

20 April 2018 18:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Dirut Pertamina Elia Massa Manik. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Pertamina Elia Massa Manik. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian BUMN baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pertamina (Persero) dengan agenda perombakan Direksi Pertamina. Ada 5 direktur yang diganti, salah satunya Elia Massa Manik yang diberhentikan dari posisi Direktur Utama Pertamina.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai alasan yang dikemukakan Kementerian BUMN terkait pencopotan Elia dan 4 direktur Pertamina. Salah satunya adalah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium.
Sekitar 2 minggu sebelum dicopot, tepatnya pada 4 April 2018 lalu, Elia dan jajaran Pertamina sempat ditegur keras oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Jonan menegur keras PT Pertamina (Persero) karena terjadi kelangkaan Premium di sejumlah daerah. Jonan memerintahkan Pertamina agar tidak mengurangi pasokan Premium.
Jonan mengaku sudah melayangkan teguran berkali-kali. Jonan juga meminta Pertamina tak memaksa konsumen beralih ke Pertalite dan Pertamax dengan cara mengurangi pasokan Premium. Sebab, berkurangnya Premium akan menyusahkan masyarakat kelas bawah.
"Sudah berkali-kali (ditegur). Ya jadi gini, saya sudah minta Pertamina harus tetap menyalurkan Premium. Kalau misalnya mau menjual Pertalite mestinya pakai cara lain supaya masyarakat secara sukarela beralih ke Pertalite. Kalau mau lho. Bukan dengan cara mengosongkan pasokan Premium," kata Jonan 2 pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi, mengatakan pencopotan tersebut merupakan langkah yang tepat melihat kinerja Elia Massa yang dinilai kurang baik.
"Elia Masa pantas diganti, selain mengeluh melulu, cenderung membangkang dalam menjalankan BBM penugasan," ungkap Fahmy seperti keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Jumat (20/4).
Menurutnya selama masa jabatan yang cukup singkat, Elia banyak melancarkan manuver seperti kelangkaan BBM dan menaikan harga Pertalite. Hal ini dinilai Fahmy cukup membahayakan karena berpotensi menimbulkan keresahan dan kegaduhan serta memicu inflasi.
Nicke Widyawati, Direktur SDM PT. Pertamina (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nicke Widyawati, Direktur SDM PT. Pertamina (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Fahmy menilai dirut definitif pun seharusnya berasal dari salah seorang direksi sebelumnya, bukan dari luar. Pertimbangannya, dirut tersebut itu langsung berpacu dalam menjalankan tugas sebagau direktur. Sehingga tidak akan membutuh waktu lama untuk belajar sebagai orang nomor satu di Pertamina.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu, Nicke yang paling pas dan pantas dipertimbangkan sebagai Dirut Pertamina definitif," ujar Fahmy.
Ia menambahkan, Nicke punya pengalaman sebagai eksekutif handal sebelumnya, baik di perusahaan swasta asing, maupun PLN. Pengalaman tersebut menurut Fahmy akan sangat mendukung Nicke dalam menahkodai Pertamina.
Meski baru beberapa bulan bergabung di Pertamina, Nicke telah berhasil mewujudkan Holding Migas yang sebelumnya terkatung-katung.
"Penunjukan Nicke sebagai Plt Dirut merupakan indikasi bahwa pemegang saham merestuinya sebagai Dirut Pertamina definitif. Tinggal selangkah lagi bagi Nicke untuk menjadi Direktur Utama Pertamina," tutupnya.