Sebelum Dirawat di RSPAD, Habibie Masih Sempat Urusi Bisnis Properti

10 September 2019 10:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Topping Off Tower Keempat Mega Superblok BJ Habibie di The Habibie & Ainun Library. Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Topping Off Tower Keempat Mega Superblok BJ Habibie di The Habibie & Ainun Library. Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kabar hoax menerpa Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie, yang disebutkan meninggal dunia. Padahal Habibie yang sedang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta, kondisinya membaik.
ADVERTISEMENT
"(Kondisi kesehatan Pak Habibie) aman terkendali," ujar sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto, saat dikonfirmasi kumparan, Selasa (10/9).
Kabar soal kondisi kesehatan Habibie, juga dikonfirmasi oleh Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK), Prof. dr. Azis Rani. "Mohon doa dari semua pihak agar beliau segera diberikan kesembuhan dan kesehatan sehingga dapat beraktivitas kembali," kata Azis melalui pernyataan resmi.
Menurutnya, Habibie sudah ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam, dan ginjal. Aziz menambahkan, Habibie masih berada dalam pengawasan ketat dan harus banyak beristirahat.
Sebelum menjalani perawatan di RSPAD, mantan Menristek/ Kepala BPPT itu masih ikut mengurusi bisnis properti yang dikelola keluarganya. Yakni suatu mega superblok di Batam, Kepulauan Riau. Dalam proyek itu, keluarga besar Habibie bekerja sama dengan PT Pollux Properti Indonesia Tbk.
ADVERTISEMENT
Setelah topping off atau tutup atap, proyek tersebut diluncurkan di The Habibie & Ainun Library, Jakarta, Rabu (21/8). Dalam acara ini, Habibie tak terlihat hadir. Tapi sebelumnya, Habibie sengaja datang ke Batam untuk mengenalkan proyek tersebut.
"Batam selalu dekat di hati saya. Karena sejak awal kami sudah melihat bahwa ke depannya Batam akan menjadi penghubung antara Indonesia dengan dunia," kata BJ Habibie saat itu.
Selain dikenal sebagai Bapak Dirgantara Indonesia, Habibie juga merupakan salah seorang perintis Badan Otoritas Batam. Bahkan dia memimpin lembaga itu selama 20 tahun, sejak 1978.
BJ Habibie (tengah) hadir di peresmian apartemen Erlessen Tower yang merupakan bagian dari proyek mega superblok di Batam. Foto: Dok. PT Pollux Properti Indonesia Tbk.
Dia menilai, Batam memiliki posisi strategis karena lokasinya di perairan Selat Malaka. “Itulah kenapa dijadikan Badan Otorita, agar kita tidak ketinggalan. Waktu itu kita diberi kebebasan untuk berpikir bertindak berkarya karena Kepala Otorita Batam langsung bertanggung jawab kepada Presiden,” ujarnya mengenang.
ADVERTISEMENT
Superblok BJ Habibie dibangun di atas lahan seluas 9 hektar. Yang akan dibangun yakni 11 gedung pencakar langit, 8 tower apartemen sebanyak 6.500 unit, satu hotel, satu rumah sakit internasional, mal, pertokoan, dan satu tower perkantoran dengan 100 lantai.
Pembangunan diperkirakan menelan biaya sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000).
Tiga tower yang topping off lebih dulu telah terjual sebanyak 95 persen. Sementara untuk tower keempat telah terjual sebanyak 80 persen dari unit yang dipasarkan. Pangsa pasar properti berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari orang Indonesia hingga China. Banyak konsumen dari negara lain yang membelinya.