Sederet Ekspansi Salim Group, dari Filipina hingga Australia

12 Juli 2024 8:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anthony Salim, pemilik kelompok usaha Grup Salim. Foto: CAR
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Salim, pemilik kelompok usaha Grup Salim. Foto: CAR
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salim Group melakukan ekspansi melalui akuisisi hingga pertengahan 2024. Perusahaan milik Anthony Salim itu menguasai sejumlah bisnis penting dari perusahaan Filipina hingga Australia.
ADVERTISEMENT
Entitas Salim Group, MACH Metals Australia, berencana mengakuisisi perusahaan tambang tembaga dan emas Australia Rex Minerals Ltd senilai AUD 393 juta atau sekitar Rp 4,29 triliun (asumsi kurs Rp 10.933 per AUD).
MACH Metals Australia adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh MACH Australia Holdings, operator aset pertambangan berpengalaman di Australia yang saat ini memiliki 121,5 juta saham Rex, setara dengan 15,8 persen ekuitas.
MACH didirikan pada tahun 2015 dan dimiliki sepenuhnya oleh konglomerat Indonesia Salim Group.Hal itu terungkap dari pengumuman tertulis REX Minerals dikutip, Kamis (11/7). Berdasarkan laporan tersebut, MACH akan mengakuisisi seluruh saham Rex dengan tunai sebesar AUD 0,47 per lembarnya.
Grup Salim semakin menancapkan bisnisnya di sektor jalan tol Indonesia usai mencaplok 35 persen saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).
ADVERTISEMENT
Entitas Salim Group itu setidaknya merogoh sekitar USD 960,4 juta atau sekitar Rp 15,74 triliun untuk menggenggam 35 persen saham JTT.
Mengutip dari laman resmi First Pacific, setidaknya ada tiga poin kesepakatan dengan Jasa Marga soal divestasi ini. Pertama, konsorsium yang terdiri dari PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS), Warrington Investment Pte. Ltd. (Warrington), dan PT Marga Utama Nusantara setuju membeli 6.200.042.303 saham atau sekitar 28,5 dari total saham PT JTT.
Nilai dari transaksi itu setara USD 782 juta atau sekitar Rp 12,82 triliun. Kedua, konsorsium juga setuju membeli 205.459.492 lembar atau sekitar 0,9 persen saham Koperasi Konsumen Karyawan Jalin Marga Sejahtera. Transaksi ini diperkirakan senilai USD 25,9 juta atau sekitar Rp 425 miliar.
ADVERTISEMENT
Ketiga, konsorsium juga menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat (PPSB), yang nantinya JTT akan menerbitkan sebanyak 1,2 miliar lembar saham dalam simpanan (portepel) kepada MPTIS dengan nilai USD 152,5 juta atau setara Rp 2,5 triliun.
Usai mencaplok 35 persen saham Tol Trans Jawa, Salim Group dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk mengambil pinjaman untuk bisnis air di Indonesia.
Mengutip Bloomberg, Salim Group melalui Tamaris Infrastructure sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan Malayan Banking Bhd (Maybank) dan Natixis SA untuk pinjaman USD 300 juta atau setara Rp 4,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.346 per dolar AS).
Bloomberg juga melaporkan, separuh dari dana tersebut akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang (refinancing) sebesar USD 150 juta kepada anak usaha Tamaris, Moya Holdings Asia.
ADVERTISEMENT
“Sementara sisanya akan digunakan untuk suntikan modal ke Moya, kesepakatan itu bersifat pribadi,” kata orang yang mengetahui masalah tersebut.