Sederet Hasil KTT G20: Hapus Subsidi BBM hingga Deklarasi Transisi Energi

17 November 2022 7:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Backdrop design di lokasi penyambutan kedatangan para pimpinan negara saat penyelanggaraan KTT G20 di Bali. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Backdrop design di lokasi penyambutan kedatangan para pimpinan negara saat penyelanggaraan KTT G20 di Bali. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
KTT G20 di Nusa Dua, Bali kemarin (16/11) menjadi puncak serangkaian Presidensi Indonesia di G20 tahun ini. Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, seperti kesepakatan percepatan penghapusan subsidi BBM demi mencapai energi bersih dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan G20 ini, tertuang di dalam deklarasi para pemimpin G20. Berikut di antaranya poin-poin kesepakatan yang telah dirangkum kumparan:

Penghapusan Subsidi BBM

"Kami akan meningkatkan upaya kami untuk mengimplementasikan komitmen tersebut dibuat pada tahun 2009 di Pittsburgh untuk menghapus dan merasionalisasi dalam jangka menengah, subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien yang mendorong konsumsi secara boros dan berkomitmen untuk mencapainya tujuan, sambil memberikan dukungan yang ditargetkan untuk yang paling miskin dan paling rentan," tulis poin ke-12 dalam pernyataan deklarasi yang diterima kumparan, Rabu (16/11).
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi (kiri), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (tengah) dan Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani gelar konfrensi pres terkait KTT G20 di Bali. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, penghapusan subsidi BBM merupakan komitmen bersama untuk menjawab perubahan iklim secara global. Namun ia menegaskan, pemerintah Indonesia akan melakukan transisi energi secara hati-hati, sehingga emisi rendah karbon bisa berjalan tanpa membuat persoalan baru di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani juga menegaskan kelompok masyarakat miskin tidak akan terbebani dengan adanya transisi energi di Tanah Air. Saat ini, Indonesia mendapatkan pendanaan sebesar USD 20 miliar dari Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mendukung program energi berkelanjutan.

Deklarasi Energi Senilai Rp 310 T

Negara-negara G20 telah menandatangani deklarasi transisi energi atau Just Energy Transition Partnership (JETP). Presiden Jokowi menyampaikan, pemerintah telah mengamankan dana senilai USD 20 miliar atau sekitar 310 triliun (kurs Rp 15.500 per dolar AS).
“Energy Transition Mechanism khususnya untuk Indonesia memperoleh komitmen dari JETP sebesar USD 20 miliar,” katanya dalam konferensi pers G20 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).
Jokowi merinci, USD 20 miliar tersebut akan dialokasikan perlindungan untuk daratan dan lautan dunia masing-masing sebesar 30 persen. Program perlindungan ini akan berlaku paling tidak sampai tahun 2030.
ADVERTISEMENT
“Melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela. Saya kira hasil yang konkret itu, meskipun banyak sekali sebetulnya hasil-hasil lainnya (pada deklarasi G20),” tambahnya.

Pandemic Fund Rp 23,4 Triliun

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) menyampaikan hasil KTT G20 kepada wartawan di Media Center, BICC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (16/11/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Hasil konkret lainnya yang didapat dari gelaran G20 adalah terkumpulnya Pandemic Fund mencapai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 23,4 triliun (kurs Rp 15.600).
Jokowi menjelaskan, pandemic fund merupakan instrumen untuk mempersiapkan dan merespons pandemi berikutnya dengan lebih baik.
"Beberapa hasil yang konkret telah dihasilkan, terbentuknya pandemic fund yang sampai hari ini terkumpul USD 1,5 billion (miliar)," kata Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengungkapkan IMF berhasil mengumpulkan dana pembentukan dan operasionalisasi resilience, and sustainability trust USD 81,6 miliar. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membantu negara yang menghadapi krisis.
ADVERTISEMENT