Sederet Perkiraan Dampak Kemenangan Donald Trump ke Ekonomi RI

7 November 2024 7:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: JIM WATSON / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: JIM WATSON / AFP
ADVERTISEMENT
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS diperkirakan berdampak banyak ke ekonomi Indonesia. Trump kembali menjadi Presiden AS setelah meraih 277 suara elektoral per Rabu (6/11) dini hari waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Sementara, Kamala Harris, memperoleh 266 suara elektoral. Untuk memenangkan kursi kepresidenan, capres AS butuh minimal 270 suara elektoral.

Gubernur BI Beberkan Dampak Kemenangan Trump terhadap RI, Perang Dagang-Rupiah

Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS dapat memicu dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Perry menjelaskan sejumlah faktor yang perlu diwaspadai, mulai dari nilai tukar rupiah hingga arus modal dan ketidakpastian di pasar keuangan.
"Kita lihat monitoring hari ini perkembangan Pemilu di AS yang perhitungan sementaranya Trump unggul dan prediksi-prediksi dari pasar, dan kami juga melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan mata uang dolar akan kuat, suku bunga AS akan tetap tinggi, dan tentu saja perang dagang berlanjut," kata Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Rabu (6/11).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Ia menegaskan, situasi ini akan berdampak luas pada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dinamika ini yang akan berdampak ke seluruh negara khususnya emerging market, termasuk Indonesia, yaitu satu tekanan-tekanan terhadap nilai tukar, kedua arus modal, dan ketiga adalah bagaimana ini berpengaruh kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan," jelasnya.
Dengan mempertimbangkan berbagai potensi dampak tersebut, Perry menegaskan pentingnya langkah-langkah respons yang cermat.

Ekonom Ungkap Dampak Kemenangan Donald Trump Terhadap Ekonomi RI

Sejumlah ekonom menilai kemenangan Donald Trump juga berdampak pada pergerakan rupiah, suku bunga, hingga saham.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan jika berkaca dengan kebijakan Trump edisi pertama menjadi Presiden AS, di mana saat itu Trump menurunkan tarif pajak perusahaan secara drastis.
Dampaknya saat itu adalah tingkat inflasi yang meningkat yang pada akhirnya membuat suku bunga the Fed terjadi kenaikan meskipun tidak naik secara drastis untuk menanggulangi inflasi yang meningkat.
ADVERTISEMENT
"Pada akhirnya kenaikan suku bunga the Fed akan membuat aliran uang masuk ke US cukup besar. Artinya rupiah akan tertekan, dan suku bunga acuan bisa naik kembali. Harga saham dalam negeri bisa melemah karena sentimen negatif kenaikan suku bunga acuan dalam negeri," kata Huda kepada kumparan, Rabu (6/11).
Vice President Economist Permatabank Josua Pardede. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 dapat membawa beberapa dampak signifikan bagi perekonomian dan pasar keuangan Indonesia, khususnya terkait kebijakan proteksionis, hubungan dagang AS-China, dan potensi penguatan USD ke depannya.
Pertama, Trump berpotensi akan kembali mengeluarkan kebijakan proteksionis melalui tarif yang lebih tinggi, terutama pada impor dari China.
"Kebijakan ini berpotensi memperburuk ketegangan dagang antara AS dan China, yang kemudian dapat memberikan tekanan tambahan pada negara-negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia. Ekspor Indonesia yang terkait dengan rantai pasok global mungkin akan mengalami tekanan margin," kata Josua kepada kumparan, Rabu (6/11).
ADVERTISEMENT
Kedua, dengan prospek penguatan USD yang berlanjut pasca kemenangan Trump. Ketegangan geopolitik yang meningkat dan kebijakan fiskal AS yang ekspansif bisa mendorong permintaan akan USD, sehingga akan berpotensi mendorong penguatan USD lebih lanjut lagi ke depannya.
"Hal ini dapat membatasi ruang bagi Bank Indonesia untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Ketiga, sekalipun Fed mungkin akan tetap melanjutkan penurunan suku bunga, kemenangan Trump pada pilpres 2024 ini bisa membuat langkah ini lebih berhati-hati," kata Josua.
Kenaikan yield obligasi AS yang didorong oleh ketidakpastian kebijakan fiskal dapat mempengaruhi arus dana global, sehingga meningkatkan cost of borrowing bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.
Terakhir, potensi meningkatnya yield US Treasury dapat menyebabkan potensi arus keluar modal dari pasar SBN domestik, yang dapat berimplikasi pada kenaikan yield obligasi domestik dan memperbesar beban pembiayaan bagi pemerintah.
ADVERTISEMENT