Sekjen PBB Minta Ada Reformasi Sistem Keuangan bagi Negara-negara Afrika

6 September 2024 10:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan pandangannya dalam KTT ke-13 ASEAN-PBB di Jakarta, Kamis (7/9/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan pandangannya dalam KTT ke-13 ASEAN-PBB di Jakarta, Kamis (7/9/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turut hadir dalam pembukaan Forum Kerja Sama China-Africa (FOCCA) yang digelar di Great Hall of the People, Beijing, Kamis (6/9) kemarin. Dalam pernyataannya, Guterres menyebut banyak negara Afrika yang membutuhkan pinjaman dan kesulitan berinvestasi dalam pembangunan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang tidak punya akses terhadap keringanan utang yang efektif, menikmati sumber daya yang langka, dan pendanaan yang tidak mencukupi untuk menanggapi kebutuhan dasar penduduk mereka dan melindungi mereka dari kerusakan akibat krisis iklim. Itulah sebabnya kami mengusulkan reformasi mendalam dalam sistem keuangan internasional yang ketinggalan zaman, tidak efektif, dan tidak adil," kata Guterres dikutip Jumat (7/9).
Menurut Guterres, yang dibutuhkan negara-negara Afrika saat ini adalah solusi. Tidak hanya solusi jangka menengah tapi juga jangka panjang.
"Solusi yang mengurangi kapasitas pinjaman bank pembangunan multilateral dan memungkinkan mereka untuk secara besar-besaran meningkatkan pembiayaan terjangkau untuk pembangunan di Afrika. Memperluas pembiayaan kontijensi untuk menyalurkan kembali hak-hak pertumbuhan khusus yang hingga saat ini pada dasarnya menguntungkan negara-negara maju dan bukan negara-negara yang paling membutuhkan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Dan mempromosikan transformasi efektif dalam kerangka kerja G20 untuk menjamin restrukturisasi utang jangka panjang yang menempatkan masyarakat sebagai pusat," lanjutnya.
Guterres menyebut, kemitraan China dengan negara-negara benua Afrika merupakan pilar utama kerja sama Selatan-Selatan. Apalagi, China merupakan mitra dagang terbesar di Afrika.
Guterres kemudian menyoroti keberhasilan pembangunan China, mulai dari pemberantasan kemiskinan hingga menjadi salah satu pusat ekonomi dunia.
"Afrika dapat memanfaatkan dukungan China dengan maksimal di berbagai bidang seperti perdagangan, keuangan, dan teknologi," pungkasnya.