Sektor Jasa Keuangan RI Stabil, Meski Ada Tensi Perang Dagang Usai Trump Menang

13 Desember 2024 15:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan sektor jasa keuangan Indonesia masih stabil, di tengah memanasnya konflik geopolitik dan tensi perang dagang.
ADVERTISEMENT
"Hasil dari pertemuan Rapat Dewan Komisioner November 2024 yang menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan perbaikan aktivitas perekonomian global," katanya saat konferensi pers secara virtual, Jumat (13/12).
Mahendra menyoroti kemenangan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Partai Republik diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.
Selain itu, lanjut dia, ketidakstabilan geopolitik di beberapa negara terutama di Asia dan Eropa, serta Timur Tengah khususnya di Ukraina juga dinilai dapat meningkatkan risiko geopolitik.
"Berdasarkan hal-hal itu, di tengah masih tingginya ketegangan geopolitik serta potensi dampak rencana proteksionisme perdagangan yang akan dijalankan oleh pemerintahan Trump, OJK terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya kepada sektor jasa keuangan domestik, serta melakukan forward looking assesment atas kinerja sektor jasa keuangan," tutur Mahendra.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Mahendra menyebutkan di tengah perkembangan tersebut kinerja perekonomian global secara umum masih lebih baik daripada ekspektasi di mayoritas negara-negara utama.
Hal tersebut ditandai dengan indikator pasar tenaga kerja dan permintaan domestik di AS yang kembali menguat, kinerja sektor produksi di China kembali meningkat meskipun tekanan terhadap demand berlanjut, serta indikator ekonomi Eropa juga cenderung membaik.
Lebih lanjut, perkembangan tersebut mendorong bank sentral global diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya, sehingga ekspektasi terminal rate suku bunga kebijakan meningkat.
"Investor cenderung menarik dananya dari emerging market (negara berkembang), sehingga mendorong pelemahan mayoritas pasar emerging market baik di saham, obligasi, maupun nilai tukar," ungkap Mahendra.
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: Jim Watson/AFP
Dari sisi domestik, Mahendra menuturkan kinerja perekonomian masih terjaga stabil dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat sebesar 4,95 persen dan pertumbuhan kumulatif dari kuartal I sampai dengan III tahun 2024 sebesar 5,03 persen.
ADVERTISEMENT
"Sehingga pertumbuhan keseluruhan tahun 2024 dapat dipertahankan di atas 5 persen," imbuh Mahendra.
Kemudian, neraca pembayaran Indonesia pada kuartal III tercatat surplus yang mengindikasikan ketahanan eksternal tetap terjaga. Tidak hanya itu, inflasi juga terpantau terjaga stabil seiring terus terkendalinya inflasi pangan.
Meski demikian, Mahendra menilai perlu mencermati perkembangan PMI manufaktur yang berada di zona kontraksi serta berlanjutnya pelemahan indikator permintaan, seperti penjualan ritel, kendaraan bermotor, dan indeks kepercayaan konsumen. Dia meminta lembaga jasa keuangan agar terus mewaspadai potensi risiko ke depan dan memiliki langkah mitigasi risiko yang memadai.
"OJK memperkuat komitmen untuk terus menjalin dan memperkuat kerja sama bilateral khususnya koordinasi pengawasan di sektor jasa keuangan antara lain yang dilakukan pada bulan dilaksanakannya laporan ini dengan finansial supervisory service Korea," kata Mahendra.
ADVERTISEMENT