Selain China, Jepang dan Belanda Juga Tertarik Garap Proyek Tanggul Laut Raksasa

17 April 2025 13:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti dalam diskusi bersama wartawan di kantornya di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta Selatan pada Rabu (12/3). Foto: Argya Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti dalam diskusi bersama wartawan di kantornya di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta Selatan pada Rabu (12/3). Foto: Argya Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah mematangkan proses pembangunan Giant Sea Wall (GSW) atau tanggul laut raksasa. Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengungkapkan ada beberapa negara tertarik ikut menggarap proyek tanggul raksasa di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa negara yang berminat untuk ikut serta atau berpatisipasi mendukung pembangunan Giant Sea Wall di Indonesia, di antaranya Korea Selatan, China, Belanda, dan Jepang," ungkap Diana kepada kumparan, Kamis (17/4).
Diana mencontohkan Korea Selatan tertarik menggarap GSW di Indonesia dalam hal dukungan teknis dan transfer knowledge, bertugas menganalisis air permukaan, desain banjir, dan hidraulik,
Selanjutnya, mengkaji tanggul laut, merencanakan relokasi pipa dan kabel bawah laut, merencanakan konstruksi, dan prosedur implementasi proyek dan manajemen risiko, kajian perbaikan kualitas air dan manajemen waduk retensi, serta mengkaji pengambangan wilayah dan strategi pendanaan. Namun, ia belum membeberkan untuk negara lainnya.
Diana mengatakan progres National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) GSW masih berada dalam tahap pra desain atau basic design, di mana outputnya adalah Integrated Flood Safety Plan (IFSP) yang sudah menyesuaikan kondisi lingkungan, sosial, dan teknis.
ADVERTISEMENT
NCICD merupakan salah satu program strategis nasional di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum.
NCICD bermanfaat untuk menahan air laut akibat gelombang pasang air laut atau banjir rob, mengurangi kerugian ekonomi dan sosial akibat banjir rob, serta dan sebagai batas pengembangan daratan di kawasan pesisir.
Namun, apabila penurunan permukaan tanah terus berlangsung, pemerintah berencana membangun Tanggul Laut Tahap B (Giant Sea Wall).
Warga berjalan di tanggul laut yang masih dalam tahap penyelesaian di kawasan Kampung Bahari Tambaklorok, Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/2/2024). Foto: Aji Styawan/Antara Foto
Diana memastikan strategi pemerintah dalam memastikan kerja sama dengan pihak luar negeri tak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga bakal melibatkan tenaga kerja lokal khusus yang berwawasan lingkungan. Contohnya, proses pembuatan basic design NCICD GSW dengan mengikutsertakan tenaga lokal dalam perencanaannya.
"Keterlibatan tenaga kerja lokal dengan berwawasan lingkungan ke dalam butir kesepakatan yang akan ditandatangani bersama antara pihak Indonesia dengan pihak luar negeri," terang Diana.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengatakan China dan Korea Selatan disebut tertarik menggarap proyek pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall.
"Kemarin disampaikan oleh Pak Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, China juga tertarik, Korea juga tertarik, sebenarnya cukup banyak yang tertarik. Cuma mestinya formatnya kita betulkan terlebih dahulu, baru kita bicarakan teknisnya," ujar Dody seperti dikutip dari Antara Senin (14/4).