news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Selain China, Transaksi RI dengan Thailand dan Malaysia Juga Bisa Tanpa Dolar

5 Agustus 2021 15:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uang dolar. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Uang dolar. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebelum menyelesaikan persyaratan Local Currency Settlement (LCS) dengan China, Indonesia pada 2018 lalu sudah menerapkannya dengan Thailand dan Malaysia. Namun, dalam praktiknya di lapangan sampai sejauh ini belum maksimal.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Benny Soetrisno, mengatakan para pengusaha di lapangan mayoritas masih terbiasa bertransaksi menggunakan dolar AS.
“Memang LCS antara Malaysia, Thailand ini kita masih belum lihat hasil realnya di lapangan karena masing-masing pengusahanya masih menginginkan US dolar,” kata Benny saat webinar yang digelar BPPP Kemendag, Kamis (5/8).
“Di mana hegemoni US dolar masih dianggap belum turun. Artinya semua negara kalau devisa itu ukurannya US dolar,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengungkapkan, kerja sama LCS harus menguntungkan mata uang kedua negara termasuk rupiah yang bisa semakin dikenal di perdagangan dunia. Ia mengambil contoh pengalaman LCS dengan Thailand atau rupiah dengan baht.
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
Faisal menjelaskan, penggunaan baht dan rupiah tadinya di kisaran 14 sampai 15 persen, kini penggunaannya mencapai 20 persen. Sayangnya, sebagian besar yang digunakan adalah baht dibandingkan dengan rupiah.
ADVERTISEMENT
“Jadi artinya LCS dalam mendorong rupiah itu tidak terlalu banyak. Jadi kita bisa melihat hampir tidak ada perubahan dari share penggunaan rupiah dalam perdagangan Indonesia dengan Thailand. Jadi yang meningkat penggunaan bahtnya,” ungkap Faisal.
Penukaran Uang Dolar dan Rupiah Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Faisal merasa transaksi menggunakan rupiah dan baht juga tidak membuat dolar AS menurun penggunaannya. Ia menegaskan bahwa dalam LCS rupiah harus ikut diuntungkan.
“Jadi ini yang kita harapkan LCS bukan hanya mendorong mata uang negara mitra tapi juga kita sendiri,” tutur Faisal.