Selain Penumpang, Pesawat Kargo Dinilai Jadi Penentu Arah Perekonomian Global

10 November 2023 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lexus UX 300e yang dibawa menggunakan pesawat kargo di Bandara Soekarno-Hatta (16/10/2022). Foto: Dok. Toyota Astra Motor
zoom-in-whitePerbesar
Lexus UX 300e yang dibawa menggunakan pesawat kargo di Bandara Soekarno-Hatta (16/10/2022). Foto: Dok. Toyota Astra Motor
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Jenderal Association of Asia Pacific Airlines (AAPA), Subhas Menon, menilai layanan kargo pesawat bisa menjadi penentu arah perekonomian global. Ia mengungkapkan peralihan ke sektor jasa dan dibukanya kembali jalur laut untuk perdagangan maritim memang mengakibatkan permintaan kargo udara menyusut 6 persen dalam sembilan bulan atau hingga September 2023, dibandingkan dengan 2022.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Menon memperkirakan permintaan kargo udara, khususnya di Asia Pasifik akan membaik seiring dengan stabilnya perekonomian global, penguatan output manufaktur, dan penurunan persediaan yang terakumulasi selama beberapa tahun terakhir.
“Kargo merupakan penentu arah perekonomian global. Sementara permintaan penumpang mencerminkan kebiasaan belanja konsumen yang telah beralih ke sektor jasa dan pariwisata dibandingkan sektor manufaktur," kata Menon saat pertemuan AAPA di Singapura, Jumat (10/11).
AAPA merupakan asosiasi maskapai penerbangan se-Asia Pasifik yang anggotanya terdiri dari Air Astana, Air India, All Nippon Airways, Bangkok Airways, Cathay Pacific Airways, China Airlines, EVA Air, Garuda Indonesia, Japan Airlines, Malaysia Airlines, Philippine Airlines, Royal Brunei Airlines, Singapore Airlines, dan Thai Airways International.
Selain kargo yang diperkirakan meningkat, Menon memastikan saat ini permintaan penerbangan juga menggeliat. Namun, belum pulih sepenuhnya.
Direktur Jenderal Association of Asia Pacific Airlines (AAPA), Subhas Menon, saat welcoming dinner pertemuan AAPA di Singapura. Foto: Moh Fajri/kumparan
"Tingginya pertumbuhan permintaan perjalanan udara akan menjaga industri ini tetap berada pada jalur menuju pemulihan penuh,” ujar Menon.
ADVERTISEMENT
Menon juga menyinggung lalu lintas penerbangan internasional di China masih berada di angka 54 persen pada September 2023 dibanding level saat September 2019 atau sebelum pandemi COVID-19. Sedangkan pemulihan di Asia Pasifik sudah mencapai 87 persen.
"Namun demikian, kembalinya wisatawan China dengan kekuatan penuh akan memulai gelombang pertumbuhan signifikan lainnya di kawasan ini dan pariwisata global,” tutur Menon.