Selain Saham, Danantara Juga Diminta Investasi di Sektor Riil-Infrastruktur

15 April 2025 14:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Danatara. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Danatara. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti mewanti-wanti agar Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara tak hanya mengguyurkan dananya di pasar modal atau saham Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jadi gini, boleh-boleh aja portofolionya di saham. Tapi kan teori mengatakan jangan investasi di satu basket yang sama, harus dipisah-pisah," ucap Esther kepada kumparan, Selasa (15/4).
Esther bilang, Danantara dibentuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, maka Sovereign Wealth Fund (SWF) ini mesti berinvestasi ke sektor riil yang dibutuhkan masyarakat secara langsung.
"Jangan di pasar saham atau pasar uang kayak gitu kan, boleh tapi sebagian kecil aja," lanjut dia.
Namun, Esther merekomendasikan Danantara untuk berinvestasi di pasar modal ke saham blue chip. Saham blue chip ialah saham dari perusahaan besar dan terkenal yang memiliki kinerja keuangan stabil dan sejarah pertumbuhan yang stabil.
Dia menyebutkan, misalnya di sektor komunikasi, IT (Information Technology), dan perusahaan yang bergerak di infrastruktur. "Terus perusahaan perdagangan misalnya, atau yang memproduksi barang yang memproduksi kebutuhan masyarakat kayak Unilever," kata Esther.
ADVERTISEMENT
Esther mengingatkan, jangan sampai kucuran dana investasi Danantara ke pasar modal hanya untuk intervensi pasar. Menurut dia, jika Danantara sengaja mengintervensi pasar, maka IHSG akan terkerek secara semu dan dikhawatirkan modal akan terkuras.
"Saya menduga ini kan pasar modal turun terus sempet anjlok, pokoknya respons pasar negatif, jangan sampai Danantara ini hanya untuk intervensi pasar aja," jelasnya.
Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menyarankan, Danantara mesti mencari emiten perusahaan yang berpotensi memberi nilai tambah besar.
Selain itu, Danantara harus mempertimbangkan dengan saksama terkait perseroan yang memiliki profit besar. Katanya, agar perekonomian nasional ikut terdongkrak.
"Danantara sebaiknya kalo mau investasi di saham ya langsung saja cari perusahaan yang memang berpotensi memberikan nilai tambah yang besar," tutur Gunarto, Selasa (15/4).
CEO Danantara Rosan Roeslani (tengah) CIO Pandu Patria Sjahrir dan COO Dony Oskaria usai menghadiri peresmian badan pengelola investasi Danantara di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Dilanjut Gunarto, seperti perusahaan yang bergerak di sektor hilirisasi, sektor teknologi tinggi, sektor yang berkaitan dengan Artificial Intelligence (AI), perusahaan hasil maritim misalnya pengolahan hasil perkebunan, dan industri batubara atau kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
"Perusahaan terkait dengan hasil maritim kita, pengolahan hasil perkebunan kita, dan pengolahan sumber daya kita yang menjadi unggulan misal pengolahan batu bara atau kelapa sawit," lanjutnya.
Bukan hanya investasi di pasar modal Indonesia, dia berharap Danantara juga bisa berinvestasi di luar negeri tepatnya ke Amerika Serikat (AS) lewat emiten perusahaan berteknologi tinggi.
Gunarto memandang jika Danantara berinvestasi di pasar modal Tanah Air jangan memposisikan sebagai investor yang mencari keuntungan. Tetapi, Danantara bisa menjadi penggerak kontribusi bagi perusahaan di pasar modal RI.
"Saya harapkan sih jangan sebagai investor yang mencari keuntungan dari sisi aktivitas perdagangan ya. Jangan pemain pasar ya. Takutnya nanti, modal mereka (Danantara) banyak di sini (saham) takutnya investasinya sia-sia ya," ungkap Gunarto.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, setelah resmi memegang saham di hampir seluruh BUMN Tbk, Danantara bersiap mengelola aliran dana baru yang berasal dari pembagian dividen.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan alokasi investasi akan dimulai setelah dividen masuk pada akhir bulan ini. Public market disebut sebagai opsi pertama dalam pengelolaan dana tersebut.
“Jadi kan kita baru nanti dividen akhir bulan ini masuk ke kami ya kan. Dari situ, kita harus mulai alokasikan uangnya ke mana? Ya tentu yang paling cepat pertamanya tentu di public market," kata Pandu kepada wartawan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Senin (14/4).
Sebagai pengelola aset negara, Danantara berfokus pada strategi investasi yang mengutamakan imbal hasil. Pandu menegaskan pihaknya bakal memaksimalkan return. Sementara urusan operasional tetap menjadi ranah kementerian atau holding masing-masing.
ADVERTISEMENT