Selamatkan Anggrek, Upaya PT Bukit Asam Jaga Kekayaan Hutan Tropis di Sumsel

9 April 2025 11:22 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Greenhouse yang dibuat PT Bukit Asam dalam menjaga berbagai spesies anggrek hutan tropis di Sumatera Selatan. Foto: Dok. PT Bukit Asam
zoom-in-whitePerbesar
Greenhouse yang dibuat PT Bukit Asam dalam menjaga berbagai spesies anggrek hutan tropis di Sumatera Selatan. Foto: Dok. PT Bukit Asam
Hutan tropis di Sumatera Selatan menyimpan berbagai spesies anggrek. Di antaranya adalah anggrek bawang alias (Acriopsis lilifolia). Bunganya berukuran kecil dengan warna ungu dan putih, bagian bulb-nya mirip bonggol bawang dengan daun berbentuk lanset dan tidak berdaging.
Konservasi anggrek bawang alias (Acriopsis lilifolia) di greenhouse buatan PT Bukit Asam. Foto: Dok. PT Bukti Asam
zoom-in-whitePerbesar
Konservasi anggrek bawang alias (Acriopsis lilifolia) di greenhouse buatan PT Bukit Asam. Foto: Dok. PT Bukti Asam
Lalu ada anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa) yang memiliki bunga berukuran kecil dan bergerombol berwarna dasar putih dengan totol-totol ungu muda serta memiliki aroma yang khas, daun memanjang dan berwarna hijau.
Anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa) di greenhouse buatan PT Bukit Asam. Foto: Dok. PT Bukti Asam
Ada pula anggrek pensil (Luisia javanica) yang kerap menempel di atas pepohonan yang besar. Bunganya kecil berwarna hijau muda kekuningan dengan bagian labellum bunga berwarna merah. Batang berbentuk bulat memanjang berwarna hijau dan coklat jika sudah tua. Daun berwarna hijau, berdaging dan ujung daun lancip.
Konservasi anggrek pensil (Luisia javanica) yang dilakukan PT Bukti Asam. Foto: Dok. PT Bukit Asam
Anggrek merupakan jenis tumbuhan berbunga dengan jenis yang banyak dan sebagian besar tersebar luas di daerah tropika basah. Indonesia sendiri termasuk salah satu negara yang memiliki hutan hujan tropis yang luas dan memiliki banyak jenis anggrek endemik di dalamnya. Flora kekayaan alam ini terdapat juga di hutan-hutan yang termasuk dalam area Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Sejak 2019, PTBA telah bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan untuk menjalankan program Rescue and Release Anggrek. Tujuannya ialah menjaga populasi dan genetik anggrek-anggrek ini dari ancaman kepunahan akibat maraknya perburuan liar dan bukaan lahan hutan tempat tumbuh bagi anggrek.
"Ketika kami membuka suatu area untuk pertambangan, flora-flora di area tersebut kami selamatkan terlebih dahulu. Termasuk berbagai jenis anggrek yang terdapat di area tersebut. Hal ini merupakan salah satu wujud praktik pertambangan terbaik (Good Mining Practice) yang senantiasa kami jalankan dalam rangka menghadirkan Energi Tanpa Henti untuk Negeri," kata Amarudin, VP Pengelolaan Lingkungan dan Penunjang Tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Bersama BKSDA Sumsel, tim pengelolaan lingkungan PTBA menjelajahi hutan untuk melakukan penyelamatan anggrek. Penyelamatan anggrek membutuhkan kecermatan, pengalaman, dan keahlian khusus.
Tak mudah untuk menemukan anggrek di hutan. Flora ini kerap berada di atas pohon yang tinggi dan berkamuflase dengan pohon tempatnya menempel untuk jenis anggrek epifit, dan menyerupai rumput untuk anggrek tanah. Misalnya anggrek pensil (Luisia javanica) yang menyerupai ranting pohon.
Setelah diambil dari hutan, anggrek dibawa ke greenhouse penangkaran anggrek di pusat pembibitan (nursery park) PTBA. Greenhouse dilengkapi dengan atap plastik UV transparan untuk mencegah masuknya air hujan secara langsung ke greenhouse namun tetap mendapatkan pencahayaan matahari, dan bagian dinding ditutup dengan jaring-jaring rapat (waring) untuk mencegah hama masuk ke dalam greenhouse dan memberikan sirkulasi udara yang baik.
Bagian dalam greenhouse diberi kolam untuk menjaga kelembaban tempat tumbuh anggrek. Greenhouse didesain dengan fasilitas tersebut untuk menyesuaikan tempat tumbuh anggrek, agar tanaman anggrek hasil rescue dapat hidup dan beradaptasi dengan baik.
Di dalam greenhouse, Anggrek-anggrek ditanam di media papan pakis maupun tanah sesuai jenis anggrek. Setelah berhasil beradaptasi, anggrek dikembangbiakkan dengan kultur jaringan dan stek. Kemudian anggrek ditanam kembali (release) di hutan yang merupakan area reklamasi PTBA.
"Bibit anggrek yang sudah dikembangbiakan kita release. Kita tanam di musim hujan supaya lembab, jadi mempercepat pertumbuhan akarnya. Sekitar 85 persen anggrek yang kita release berhasil tumbuh," ujar Amarudin.
Greenhouse sebagai tempat konservasi tumbuhan anggrek yang dikembangkan PT Bukit Asam. Foto: Dok. PT Bukit Asam
Sebagai informasi, penyelamatan anggrek yang dilaksanakan di area konsesi PTBA, yaitu di Muara Tiga Besar Utara, Mahayung, dan Banko Tengah, serta di luar area IUP PTBA seperti Pulau Panas, Tanjung Sakti, dan Segamit.
Hingga saat ini, PTBA telah menyelamatkan lebih dari 80 jenis anggrek dan merilis 86 spesimen dari tiga jenis anggrek yang berbeda. Anggrek-anggrek itu dirilis di area reklamasi Muara Tiga Besar Selatan serta Tanjung Enim Zoo & Jogging Track.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio