Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.0
Semarang Ekspor 1.617 Tanaman Bonsai ke Eropa
19 Desember 2017 19:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Tanaman bonsai asal Indonesia ternyata diminati oleh banyak negara di dunia. Untuk memenuhi permintaan global, Kota Semarang, yang merupakan salah satu produsen tanaman bonsai berkesempatan mengekspor sebanyak 1.617 tanaman bonsai ke Eropa pada hari ini, Selasa (19/12).
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan ekspor bonsai terbanyak dan ekspor perdana yang proses eksportasinya berbasis In Line Inspection dan bersertifikat Karantina secara elektronik (e-Cert)" ungkap Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini lewat pesan singkatnya, Selasa (19/12).
Sebanyak 1.617 tanaman bonsai dikirim dengan menggunakan 1 truk kontainer. Menurut Banun, selama ini perdagangan internasional bonsai hanya dilakukan antar individu penggiat dan penggemar bonsai saja. Sehingga tidak tercatat dalam data statistik sebagai komoditas ekspor.
Padahal Indonesia masuk jajaran 3 besar negara dengan komunitas bonsai terbesar dan berkualitas, selain Jepang dan China. Potensi ekspor tanaman bonsai Indonesia cukup besar, mengingat bonsai Indonesia memiliki keunikan dan sangat diminati oleh negara-negara di Eropa.
Ekspor bonsai Indonesia dimulai tahun 2010 dan terus meningkat seiring dengan permintaan negara mitra dagang dengan rata-rata ekspor per tahun berkisar antara 6.000 pohon sampai dengan 8.000 pohon. Lebih dari 80%-nya ekspor tanaman bonsai ke berbagai negara melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
ADVERTISEMENT

Menurut Banun, potensi ekspor bonsai Indonesia akan terus berkembang dan diprediksi di tahun 2018 akan menembus angka 10.000 pohon. "Masuknya bonsai sebagai komoditas ekspor tentu berdampak pada meningkatnya nilai jual bonsai tersebut. Hal ini akan memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan pendapatan petani bonsai," imbuhnya.
Badan Karantina Pertanian terus berupaya mendukung peningkatan daya saing dan akses pasar internasional bagi komoditas ekspor Indonesia melalui pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari (SPS measures). Dan saat ini kerja sama dengan negara mitra dagang telah menggunakan pertukaran Electronic services (E-Cert SPS). Belanda merupakan negara pertama yang telah menerapkan pertukaran Elektronic Phytosanitary Certificate (e-phyto) yang akan diikuti dengan New Zealand, Australia dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Badan Karantina Pertanian dalam pelayanan ekspor komoditas pertanian berorientasi pada penerapan sertifikasi fitosanitari yang efektif, efisien dan akseptabel sehingga dapat menekan tingkat ketidaksesuaian (non-compliance) oleh negara mitra dagang.
Kebijakan tersebut dilakukan melalui pendekatan kesisteman (in-line inspection) dalam pengelolaan risiko (integrated risk management approaches) dengan penerapan mitigasi terbawanya organisme pengganggu tumbuhan dan kontaminasi cemaran berbahaya sejak di sentra produksi (on-farm) sampai dengan pengiriman dengan melibatkan para pihak yang terkait.
"Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak atas jalinan kerja sama dengan Petugas Karantina di BKP Semarang dalam mewujudkan penerapan pelayanan sertifikasi ekspor berbasis in-line inspection," tutupnya.