Semen Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 2,36 Triliun di 2022, Naik 15,54 Persen

13 Maret 2023 19:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memperkenalkan logo baru pada Selasa (11/2) di Jakarta Convention Center. Foto: Muhammad Amirudin Aziz
zoom-in-whitePerbesar
com-PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memperkenalkan logo baru pada Selasa (11/2) di Jakarta Convention Center. Foto: Muhammad Amirudin Aziz
ADVERTISEMENT
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan entitas anak mencatatkan kinerja positif sepanjang 2022. Emiten produsen semen BUMN ini meraup laba bersih senilai Rp 2,36 triliun, naik 15,54 persen dari Rp 2,04 triliun di tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Kenaikan laba bersih ini disebabkan beban penjualan merosot 10,39 persen meskipun pendapatan juga turun tipis 0,88 persen. Emiten berkode SMGR ini mencatatkan pendapatan senilai Rp 36,37 triliun.
Selain beban penjualan, beban pajak penghasilan dan beban keuangan masing-masing menyusut 43,69 persen dan 21,04 persen. Perolehan laba bersih Rp 2,36 triliun itu menyeret kenaikan laba per saham dasar SMGR naik menjadi 397 per lembar.
Sektor produksi semen menyumbang pendapatan terbesar senilai RP 27,94 triliun, lalu pendapatan dari produksi non semen tercatat senilai Rp 8,43 triliun.
Jumlah pendapatan tertinggi berdasarkan segmen geografis terletak di Indonesia senilai Rp 33,19 triliun, melonjak 1,35 persen dari Rp 32,65 triliun di tahun 2021. Sementara pendapatan di luar negeri anjlok 21,32 persen menjadi Rp 3,18 triliun.
ADVERTISEMENT
“SIG menerapkan prinsip kehatian-hatian dalam menjalankan bisnis untuk dapat terus mempertahankan kinerja positif di tengah kondisi pasar yang semakin menantang dan peningkatan biaya energi. Sejumlah inisiatif strategis diterapkan untuk mengamankan sektor penjualan dan pendapatan, mendorong efisiensi melalui operational excellence, melakukan optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, hingga pengelolaan utang yang baik”, ujar Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni dalam keterangan resmi, Senin (13/3).
Pekerja di PT Semen Indonesia. Foto: PT Semen Indonesia
Direktur Keuangan & Manajemen Resiko SIG, Andriano Hosny Panangian, menyampaikan capaian operational excellence pada lini produksi tercapai melalui pemenuhan sumber energi dari batu bara dengan harga domestic market obligation (DMO), serta optimalisasi pengelolaan biaya operasional pada beban umum dan pemasaran, sehingga beban pokok terkendali di level 2,9 persen dan beban usaha turun hingga 5,9 persen.
ADVERTISEMENT
Beban utang sepanjang tahun lalu juga berhasil ditekan hingga 21 persen melalui penurunan tingkat utang, reprofiling sebagian utang menjadi Sustainability Linked Financing yang memiliki tingkat margin bunga lebih rendah, dan juga telah dilakukannya langkah antisipasi atas kenaikan tingkat suku bunga dengan interest rate fixing sebagian utang.
“Pada akhir tahun 2022, Perusahaan juga telah melakukan optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, terutama pada PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) untuk menciptakan tata kelola yang lebih efisien,” imbuh Andriano.
Secara bersamaan, pengelolaan piutang berjatuh tempo panjang dijalankan dengan lebih baik sehingga memberikan dampak cash recovery dan pemulihan kerugian kredit. Inisiatif-inisiatif tersebut membantu Perusahaan memperkuat fundamental untuk peningkatan profitabilitas ke depan.
Sejumlah inisiatif strategis tersebut berkontribusi besar pada pencapaian kinerja, yang ditandai dengan peningkatan margin laba menjadi 6,5 persen dibandingkan pada 2021 yang sebesar 5,6 persen.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, beban pokok pendapatan terhitung naik 2,9 persen menjadi Rp 25,7 triliun akibat lonjakan biaya energi seiring dengan kenaikan harga batu bara dan harga BBM, yang berdampak pada kenaikan biaya distribusi.
Menghadapi situasi tersebut, SIG telah melakukan penyesuaian harga dengan menaikkan harga jual sepanjang 2022 guna menghindari predatory pricing agar iklim industri tetap kondusif. Inisiatif ini berhasil menjaga pendapatan perusahaan di posisi Rp 36,37 triliun.