Sempat Ditiadakan, Zulhas Bocorkan Rencana Penyaluran Bansos Pangan

13 Februari 2025 15:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Zulkifli Hasan membagikan beras dan meninjau pembangunan Pasar Palapa di Jalan Durian, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, Jumat (15/9). Foto: Dok. Kemendag
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Zulkifli Hasan membagikan beras dan meninjau pembangunan Pasar Palapa di Jalan Durian, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, Jumat (15/9). Foto: Dok. Kemendag
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan menjalankan program bantuan sosial (bansos) berupa pangan untuk masyarakat yang membutuhkan. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, bansos berupa pangan akan disalurkan setelah musim panen dan Perum Bulog minimal menyerap 1,5 juta ton gabah petani.
ADVERTISEMENT
"Kemudian kelihatan harga gabah sudah di atas Rp 6.500 semurah-murahnya Rp 5.500, baru nanti SPHP [Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan] dan bantuan pangan bisa kita luncurkan," kata Zulhas usai rakortas di Gedung Graha Mandiri, Kamis (13/2).
Belum lama ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan soal bansos beras 10 kg untuk 16 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada Januari-Februari ditiadakan.
Arief mengatakan, saat ini dana untuk bansos dialihkan untuk penyerapan beras dalam negeri. Dana jumbo sebesar Rp 16,6 triliun ditransfer ke Bulog.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menambah kuota bansos dari semula 2 bulan pada tahun 2025 menjadi 6 bulan. Namun kata Arief, sementara ini dana bansos dialihkan pada penyerapan beras dalam negeri Bulog.
ADVERTISEMENT
Selain bansos, program yang dananya turut dipangkas adalah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Arief tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini.
“Sementara tidak ada bantuan pangan, Januari-Februari. Enggak ada (bansos), kan uangnya salah satunya Rp 16,6 itu adalah bantuan pangan, ditambah SPHP dan lain-lain itu Rp 16,6 triliun, itu masuk ke situ dulu untuk fokus di penyerapan,” kata Arief di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (4/2).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
Menurut dia, hal ini merupakan arahan dari Presiden yang telah disetujui oleh Menko Bidang Pangan, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan. Tujuannya supaya Bulog bisa memiliki modal untuk menyerap banyak beras hasil produksi petani.
“Jadi Pak Presiden itu perintahnya tegas-tegas bahwa itu harus diserap. Ini uangnya, jadi Menko Pangan, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan pokoknya yang di bidang pangan itu memang itu sudah sepakat Rp 16,6 [triliun] diputuskan untuk Bulog untuk nyerap,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terlebih produksi beras pada awal tahun dinilai tengah melimpah. Arief memproyeksi pada Januari hingga Maret 2025 Indonesia akan memproduksi 8,67 juta ton beras.
Selain itu, penyerapan yang banyak di awal tahun juga agar petani mendapatkan harga yang baik. “Biasanya kan kalau bulan Januari harga tinggi, inflasi juga terjaga. Prioritasnya adalah sekarang serap petani, jangan sampai petani harganya jatuh,” ujarnya.