Sempat Ricuh, Pertemuan Eks Karyawan Merpati Airlines & PT PPA 1 Jam Tanpa Hasil

23 Juni 2022 22:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perwakilan Advokasi Paguyuban Pilot Eks Merpati, David Sitorus di Menara Mandiri II, Kamis (23/6/2022). Foto:  Narda Margaretha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan Advokasi Paguyuban Pilot Eks Merpati, David Sitorus di Menara Mandiri II, Kamis (23/6/2022). Foto: Narda Margaretha/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertemuan antara perwakilan eks karyawan Merpati Airlines dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang sebelumnya menuai kericuhan sesaat sebelum acara berlangsung tak menemui benang merah. Pasalnya, pertemuan tersebut berlangsung selama satu jam lebih itu dinilai hanya mengulur waktu.
ADVERTISEMENT
Tim Advokasi Paguyuban Pilot Eks Merpati, Lamsihar Rumahorbo mengatakan, pertemuan tersebut dihadiri sekitar 12 orang lebih. Adapun, Kurator, Direktur Utama PPA, Direktur Utama Merpati, Kuasa Hukum PPA, Paguyuban Pegawai Surabaya, Paguyuban Pilot Eks Merpati dan Paguyuban Pegawai Eks Merpati.
"Dirut PPA Pak Ridwan bersama dua direksinya, Dirut Merpati Asep Eka Nugraha bersama direksinya, kuasa hukum PPA marga Manalu, Paguyuban Pegawai Surabaya 1 orang, Paguyuban Pilot Eks Merpati 3 orang, Paguyuban Pegawai Eks Merpati 1 dan kurator 2 orang," jelas Sihar saat ditemui kumparan di Menara Mandiri 2, Jakarta, Kamis (23/6).
Sihar menjelaskan, pada saat pertemuan tersebut mereka kembali membahas terkait pemenuhan hak-hak karyawan Merpati Airlines baik itu eks pilot, pramugari, sampai pegawai lainnya. Kendati demikian, pertemuan pada sore hari itu tidak menghasilkan solusi.
ADVERTISEMENT
"Poin yang dibahas mengenai dari tujuan kurator dan bagaimana tata cara untuk pembayaran kepada karyawan. Tapi sebenarnya kita tidak mendapatkan solusinya hanya ini doang untuk mengulur waktu saja," ungkap Sihar.
Menurut Sihar, pihaknya menginginkan agar PT PPA dapat memenuhi hak karyawan dengan berbagai skema yang dapat dilakukan. Misalnya, pemerintah talangi terlebih dahulu ketimbang melakukan penjualan aset yang tidak jelas jangka waktunya.
Merpati Airlines Foto: Air Britain Photographic Images Collection
"Kita pengennya dibayarkan ya baik dengan cara yang bagaimana apakah memang talangi dulu. Kalau sampai penjualan aset memang mau sampai kapan, sampai kapan? Enggak akan selesai, kan kasihan karyawan," ujar Sihar.
Ia menilai, PPA tidak dapat memberikan kepastian bahkan menjamin untuk mewujudkan itu. Untuk itu, sudah tugas dan kewajiban pihaknya untuk menuntut kejelasan dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Kita kan melakukan tugas dan kewajiban kita, tadi saya juga sudah ngomong sama PPA dan Dirut Merpati saya akan kejar sampai ke mana pun saya akan kejar," tegas Sihar.
Di sisi lain, Ia menyebutkan bahwa mereka tengah berlomba dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk memenuhi dana pensiun (dapen), gaji dan pesangon. Sihar menambahkan, selama ini dapen tidak pernah dibahas oleh PPA.
"Kalau dapen kan likuidasi sama OJK itu bukan kurator, tidak ada urusannya. Makanya kita kejar dapen, penggelapan, penipuan. Penggelapan juga itu penggelapan dalam jabatan. Pidana masuk itu makanya kejarnya dari dapen," tandas Sihar.