Sepi Pengunjung, Toko Mebel di Klender Mulai Kurangi Jumlah Karyawan

28 Desember 2017 11:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko-toko Mebel di Pasar Klender, Jakarta Timur (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toko-toko Mebel di Pasar Klender, Jakarta Timur (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Toko-toko mebel di kawasan Klender, Jakarta Timur, tak mendapatkan terlalu banyak pemasukan dari penjualan furnitur miliknya. Padahal, pengeluaran untuk keperluan tokonya juga harus dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Selain digunakan untuk biaya hidup sehari-hari, mereka juga harus membayar kebutuhan lain-lain, seperti sewa toko atau membayar karyawan. Akibatnya, demi memangkas pengeluaran, beberapa toko harus mengurangi jumlah karyawan.
“Dulu sempat ada 3 karyawan, ada bagian yang jaga melayani pembeli, kasir. Sekarang satu karyawan untuk mengurusi semua,” kata Toni, salah satu pemilik toko mebel Sehati saat bercerita kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (28/12).
Karyawan ini pun, tambahnya, adalah sepupu atau keponakannya sendiri. Ia mengaku rata-rata menggaji karyawannya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per bulan.
Dengan pendapatan paling sedikit Rp 5 juta per bulan misalnya, ia harus membayar gaji karyawan sekaligus untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Belum lagi ia harus mengumpulkan uang untuk menyewa toko yang mencapai Rp 50 juta per tahun. Uang sewa kantor ini, menurut Toni, terus naik sejak 10 tahun terakhir dan dinilai cukup memberatkan.
ADVERTISEMENT
Toko-toko Mebel di Pasar Klender, Jakarta Timur (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toko-toko Mebel di Pasar Klender, Jakarta Timur (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
“Dulu masih Rp 25 juta per tahun untuk sewa toko, terus pelan-pelan naik sampai sekarang. Karena enggak cukup, akhirnya sering nombok,” keluhnya.
Berbeda dengan Toni, Mamat (42), pemilik toko mebel lain yang mengaku saat ini tak mempekerjakan karyawan lagi. Dulunya dia mampu mempekerjakan 2 orang yang ditugasi membantunya mengurus toko.
“Sekarang saya jaga sendiri saja. Kadang-kadang dibantu istri juga,” ujarnya.
Lagipula, katanya, kondisi toko yang tidak begitu ramai membuatnya bisa mengurusi semuanya sendiri. Dengan mempekerjakan karyawan, hanya akan menambah pengeluaran.
Sri (50), pemilik toko Makmur Jaya juga mengaku memilih menjaga toko berdua dengan suaminya. Ia merasa tidak perlu menambah karyawan karena toko sepi.
“Ini jaga berdua saja masih nunggu lama, kan orang datang cuma tanya-tanya terus pergi. Kalau pun ada yang pesan, melayaninya masih gampang,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT