Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Serapan Tenaga Kerja dari Investasi RI Terus Turun dalam 1 Dekade
24 Februari 2024 18:58 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Rasio serapan tenaga kerja dari realisasi investasi di Indonesia dalam 10 tahun menunjukkan tren penurunan. Tahun 2013, dari Rp 1 triliun investasi bisa menyerap 4.591 tenaga kerja. Sedangkan di 2023, Rp 1 triliun investasi hanya bisa menyerap 1.285 tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
Pemerintah melihat hal ini disebabkan karena investasi di Indonesia mulai bergeser ke investasi di sektor padat modal, bukan lagi padat karya .
"Namanya lapangan pekerjaan harus kita akui sekarang tidak bisa semuanya terlalu di padat karya, pasti ada padat modal. Tapi bagaimana caranya kita blending. Kalau bicara padat karya, produk kita bukan produk industri. Mau sampai kapan negara ini akan begini," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat ditemui di TPS Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (14/2).
Dari data Kementerian Investasi/BKPM yang didapat kumparan, pada tahun 2013 realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 389,6 triliun, tapi dapat menyerap 1.829.950 tenaga kerja. Artinya, dalam Rp 1 triliun investasi bisa menyerap 4.591 tenaga kerja.
Tahun 2014 realisasi investasi naik mencapai Rp 463,1 triliun, menyerap 1.426.557 tenaga kerja. Rasio serapan tenaga kerja turun di angka 3.080.
ADVERTISEMENT
Tahun 2015, investasi tercatat Rp 454,4 triliun, menyerap 1.435.717 tenaga kerja. Rasio serapan tenaga kerja turun lagi menjadi 2.632 tenaga kerja.
Tahun 2016, investasi mencapai Rp 612,8 triliun, menyerap 1.392.398 tenaga kerja. Rasio serapan tenaga kerja turun menjadi 2.272 tenaga kerja per Rp 1 triliun investasi.
Tahun 2017 investasi naik lagi menjadi Rp 692,9 triliun, menyerap 1.176.353 tenaga kerja. Namun lagi-lagi, rasio serapan tenaga kerja terhadap investasi turun, jadi 1.698 tenaga kerja.
Selanjutnya di 2018 investasi melonjak menjadi Rp 721,3 triliun, namun serapan tenaga kerja turun menjadi 1.016.453. Hal ini diikuti dengan penurunan rasio serapan tenaga kerja. Dari Rp 1 triliun investasi hanya mampu serap 1.409 tenaga kerja.
Tahun 2019 rasio serapan tenaga kerja dari investasi turun lagi menjadi 1.278 tenaga kerja per Rp 1 triliun investasi. Angka ini dari realisasi investasi Rp 809,6 triliun dengan menyerap 1.034.441 tenaga kerja, sepanjang 2019.
ADVERTISEMENT
Kemudian ada kenaikan di tahun 2020. Rasio serapan tenaga kerja terhadap investasi di tahun ini naik menjadi 1.399 tenaga kerja per Rp 1 triliun investasi. Investasi di tahun ini tercatat sebesar Rp 826,3 triliun, menyerap total 1.156.361 tenaga kerja.
Akan tetapi pada 2021 rasio serapan tenaga kerja turun lagi, jadi 1.341 tenaga kerja per Rp 1 triliun investasi. Investasi tahun 2021 tercatat sebesar Rp 901 triliun dan menyerap 1.207.893 tenaga kerja.
Selanjutnya, investasi sepanjang 2022 melonjak tembus Rp 1.000 triliun, tepatnya Rp 1.207,2 triliun. Lonjakan investasi ini diikuti serapan tenaga kerja yang juga naik menjadi 1.305.001 orang. Namun, rasio serapan tenaga kerjanya turun jadi 1.081 tenaga kerja.
"Tapi saya setuju penting untuk kita menciptakan lapangan pekerjaan dengan sistem padat karya. Penciptaan lapangan kerja ini kalau sistem padat karya kita di UMKM terus. Tapi kalau padat modal harus peningkatan skill. Dengan peningkatan skill, gaji kita bisa di atas Rp 10 juta," kata Bahlil.
ADVERTISEMENT
Hasil dari upaya pemerintah mem-blending investasi padat karya dengan padat modal untuk mendongkrak serapan tenaga kerja terlihat pada data realisasi investasi dan serapan tenaga kerja di 2023.
Investasi sepanjang 2023 tercatat mencapai Rp 1.418,9 triliun, dengan menyerap total 1.823.543 tenaga kerja. Sehingga rasio serapan tenaga kerja per Rp 1 triliun investasi juga meningkat menjadi 1.285 tenaga kerja.
Rasio serapan tenaga kerja tahun 2023 itu sedikit di atas rasio tahun 2019, yakni 1.278 tenaga kerja per Rp 1 triliun investasi.
Tahun 2024 ini, pemerintah menetapkan target investasi sebesar Rp 1.650 triliun. Agar peningkatan investasi diikuti serapan tenaga kerja yang tinggi, pemerintah sudah punya solusinya.
"Makannya tanggung jawab kita sekarang itu bagaimana meningkatkan skill dari para pencari kerja. Makannya vokasi iya, kemudian praktik-praktik juga harus digencarkan," pungkas Bahlil.
ADVERTISEMENT
Live Update