Serikat Pekerja Tagih Komitmen Jokowi Turunkan Harga Bahan Pangan

26 Februari 2024 12:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi cek harga kebutuhan di Pasar Oebobo. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi cek harga kebutuhan di Pasar Oebobo. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) menagih komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok yang saat ini semakin meroket.
ADVERTISEMENT
Presiden ASPEK Indonesia, Mirah Sumirat, menyebut harga beras saat ini tertinggi semasa pemerintahan Jokowi, naik hingga 20 persen dari kisaran Rp 14 ribu per kg menjadi sekitar Rp 18 ribu per kg.
Tak hanya beras, harga telur ayam juga mengalami kenaikan dan kini mencapai Rp 32.000 per kg. Padahal, kata Mirah, biasanya harga telur ayam di bawah Rp 25.000 per kg. Sama halnya dengan harga cabai menembus Rp 100.000 per kg.
"Masyarakat Indonesia benar-benar menjerit dengan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," tegas Mirah melalui keterangan tertulis, Senin (26/2).
Mirah mendesak Jokowi untuk segera menurunkan harga bahan pokok dan tidak menaikkan tarif listrik. Hal ini mengingat kondisi ekonomi dan akan potensi penurunan daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
Terlebih, dia melihat maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di Indonesia dan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) tahun 2024 yang tidak signifikan. Ia menilai hal itu semakin mempersulit masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Yang masih bekerja saja akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kenaikan harga kebutuhan pokok, apalagi para korban PHK yang tentunya sangat terdampak," tutur Mirah.
Mirah mengingatkan Jokowi agar lebih fokus dan serius untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, di ujung masa tugasnya sebagai presiden.
Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) juga mengeluhkan tingginya harga bahan pokok, padahal belum memasuki masa kenaikan permintaan jelang Ramadan. Ikappi kesulitan mengendalikan harga bahan pokok yang telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
ADVERTISEMENT
Sekretaris Ikappi, Reynaldi Sarijowan, menuturkan tingginya harga sejumlah bahan pokok ini disebabkan oleh melonjaknya harga beras usai musim kemarau berlalu. Menurutnya, ada kemungkinan bahan pokok termasuk beras akan terus mengalami kenaikan jelang Ramadan.
“Tidak hanya menjelang Ramadan, jauh sebelum itu, pasca selesai musim kemarau dan masuk musim penghujan harga beras medium ini masih relatif lebih tinggi, maka harga sulit dikendalikan dan ada potensi untuk harga (naik). Karena beras lah yang membuat komoditas lain ikut naik,” ujar Reynaldi kepada kumparan pada Minggu (18/2).
Reynaldi menilai beras memang selalu menjadi biang kerok meroketnya harga komoditas lain, khususnya bahan pokok seperti bawang, cabai, telur, daging sapi, daging ayam, juga gula konsumsi.
Dia membeberkan harga rata-rata bahan pokok di pasar tradisional kini. Dimulai dari beras medium yang menurutnya telah mencapai angka sampai Rp 13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah terkerek di angka Rp 18.000 sampai Rp 18.500 per kg.
ADVERTISEMENT
Cabai merah Rp 77.000 per kg, cabai merah besar hampir menyentuh angka Rp 100.000 per kg, yaitu Rp 95.000 sampai Rp 96.000, kemudian cabai keriting Rp 82.000 hingga Rp 83.000 per kg.
“Bawang putih yang menurut kami cukup mengagetkan karena impor 100 persen tapi harganya Rp 42.000 (per kg), bawang merah juga di atas Rp 35.000 (per kg), ayam di level Rp 41.000 hingga Rp 41.500 (per kg), kemudian telur masih stabil tinggi di atas Rp 27.000 (per kg) angka Rp 28.000 sampai Rp 28.500 (per kg),” tutur Reynaldi.