Sertifikat Kepemilikan Mobil Paling Murah di Singapura Capai Rp 2,86 M

13 Oktober 2023 19:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalanan di Singapura. Foto: gnohz/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Jalanan di Singapura. Foto: gnohz/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Deputy Secretary Kementerian Keberlanjutan dan Kehidupan (Ministry of Sustainability and Environment) Singapura Ong Tze Chin mengungkapkan certificate of entitlement atau COE kepemilikan mobil termurah di negara tersebut mencapai SGD 250.000 atau setara Rp 2,86 miliar (asumsi kurs Rp 11.460 per SGD).
ADVERTISEMENT
“COE yang mana berbentuk sertifikat kertas untuk memberi izin pembelian mobil mencapai SGD 250.000 yang saya tahu, hanya berbentuk kertas,” kata Ong dalam kunjungan program Singapore International Foundation di Singapura, dikutip Jumat (13/10).
Ong menyebut pemerintah juga membatasi kuota kepemilikan mobil. Selain itu, pajak yang dikenakan juga sangat tinggi sehingga membuat harga mobil menjadi mahal.
“Kita berupaya pindah dari mobil yang menggunakan bahan bakar. Di 2030 banyak mobil berbasis hybrid electric untuk mencapai transisi energi,” tuturnya.
Melansir Reuters, pemerintah Singapura menetapkan kebijakan yang mewajibkan penduduknya harus membayar jaminan SGD106.000 atau setara dengan Rp 1,2 miliar untuk sertifikat kepemilikan mobil.
Mobil yang melintas di jalan-jalan Singapura. Foto: Alexander-S/Shutterstock
Dengan harga itu menjadikan Singapura sebagai negara termahal untuk biaya kepemilikan mobil di dunia. Hal ini dikarenakan pemulihan pascapandemi telah meningkatkan biaya sistem kuota kendaraan di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Singapura berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Oleh sebab itu, kebijakan pajak karbon menjadi arah yang jelas bagi bisnis dan individu untuk mengurangi jejak karbon.
Singapore Green Plan 2030 menjadi gerakan keberlanjutan nasional sebagai tindakan kolektif untuk mengatasi perubahan iklim. Salah satu programnya yaitu meningkatkan porsi energi terbarukan. Saat ini sebagian energi dari perumahan Singapura berasal dari Sembcorp Tengah Floating Solar Farm.
“Penggunaan energi terbarukan di Singapura saat ini tidak terlalu besar. Energi yang kami gunakan dari gas alam,” imbuh Ong.
Ong menyebut, pemerintah Singapura membuka kerja sama komitmen Energi Bersih dan Terbarukan dengan Indonesia. Sebelumnya, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyebutkan Singapura bisa mengimpor listrik hijau dari Indonesia, jika bisa berinvestasi mengembangkan industri terintegrasi dari hulu ke hilir di Indonesia.
ADVERTISEMENT