Setelah 8 Tahun Merugi, Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 1 Triliun

29 Mei 2020 9:42 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Krakatau Steel. Foto: Facebook/@Krakatau Steel Official
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Krakatau Steel. Foto: Facebook/@Krakatau Steel Official
ADVERTISEMENT
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2020. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar USD 74,1 juta atau setara Rp 1,089 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.700). Sebelumnya, Krakatau Steel mencatatkan kerugian mencapai USD 503,65 juta atau sekitar Rp 7,45 triliun sepanjang 2019.
ADVERTISEMENT
“Capaian laba ini adalah yang pertama dalam 8 tahun terakhir. Perbaikan kinerja Perseroan di kuartal I 2020 terutama disebabkan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 39,8 persen dan penurunan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen,” ungkap Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (29/5).
Silmy juga mengklaim bahwa capaian positif tersebut berkat perbaikan bisnis yang telah dilakukan perseroan sejak tahun 2019. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja antara lain program restrukturisasi dan transformasi. Salah satu hasil positif yang dicapai Perseroan adalah penurunan biaya operasi (operating expenses) induk menjadi USD 46,8 juta atau turun 31 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019.
Direktur Utama PT. Krakatau Steel, Silmy Karim ketika mengunjungi kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selain itu, menurut Silmy kinerja positif Krakatau Steel di kuartal I 2020 ini tidak lepas dari keberhasilan dalam melakukan efisiensi. Di awal 2020, Perseroan mampu meningkatkan produktivitas karyawan melalui program optimalisasi tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
Di bulan Januari 2020, optimalisasi kerja meningkat 43 persen dibandingkan dengan pada saat tahun berjalan di 2019. Selain itu, beban penggunaan energi, consumable, utility, biaya tetap, dan suku cadang juga mengalami penurunan.
Sehingga total penurunan biaya di Januari 2020 mencapai 28 persen jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk cash to cash cycle juga mengalami percepatan siklus 40 hari atau sekitar 41 persen pada Desember 2019 dibanding dengan periode di sepanjang tahun 2018.
“Atas upaya-upaya efisiensi, Krakatau Steel telah berhasil melakukan penghematan biaya sebesar USD 130 juta pada triwulan I 2020,” ujarnya.
Meski demikian, Silmy mengatakan bahwa kondisi di kuartal II 2020 diperkirakan berbeda karena pasar baja yang melemah sampai sekitar 50 persen akibat dari kondisi ekonomi Indonesia yang sedang tertekan pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Melemahnya perekonomian nasional telah berdampak pada industri baja. Hal ini jika berlanjut terus menerus maka diperkirakan akan berdampak pada kinerja di tahun 2020”, tutur Silmy.
Adapun sehubungan dengan dampak COVID-19 pada industri baja, Krakatau Steel juga berusaha untuk menjaga industri hilir dan industri pengguna agar tetap beroperasi.
Menurut Silmy, jika pandemi COVID-19 ini berlangsung terus menerus dan perseroan tidak melakukan langkah-langkah antisipasi maka industri hilir dan industri pengguna akan menutup lini produksinya karena rendahnya utilisasi.
Hal ini sangat berisiko karena karakteristik industri memerlukan waktu untuk melakukan proses start-up produksi dan kondisi tersebut akan menimbulkan celah masuknya produk impor yang dapat menimbulkan defisit neraca perdagangan nasional.
Apabila industri sempat mati, maka akan sulit untuk dihidupkan kembali karena dibutuhkan usaha ekstra dan bisa memakan waktu lama serta biaya lebih besar untuk memulihkannya. Kondisi ini akan lebih parah lagi jika pasar dalam negeri sudah terlanjur diisi oleh produk impor.
ADVERTISEMENT
“Kita berharap kondisi perekonomian di kuartal III dan kuartal IV akan membaik, sehingga Krakatau Steel dapat kembali meraih keuntungan seperti halnya di kuartal I 2020 dan tahun ini Krakatau Steel dapat membukukan laba seperti yang direncanakan pasca selesainya restrukturisasi Krakatau Steel,” tutup Silmy.