Setelah Beroperasi 122 Tahun, Pabrik Gula Sindanglaut di Cirebon Ditutup?

20 Februari 2020 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Gula Sindanglaut di Cirebon yang ditutup sementara.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Gula Sindanglaut di Cirebon yang ditutup sementara. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pabrik Gula Sindanglaut yang berlokasi di Lemahabang, Kabupaten Cirebon, akhirnya ditutup. Pabrik warisan Belanda yang berdiri sejak tahun 1898 itu diisukan tutup sejak Januari 2020 lantaran bangkrut.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kabar tersebut, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Eko Taufik Wibowo mengaku, pabrik yang dikelola anak perusahaannya itu hanya ditutup sementara.
Pabrik Gula Sindanglaut berada di bawah naungan PG Rajawali II yang merupakan grup usaha RNI. Rajawali II mengelola empat pabrik gula di Cirebon, yakni Jatitujuh, Subang, Tersana Baru, serta Sindanglaut.
Eko mengatakan, Sindanglaut tersebut hanya ditutup untuk sementara waktu. Langkah itu dilakukan bukan karena bangkrut, melainkan untuk efisiensi dan meningkatkan kapasitas pabrik.
“Tutup sementara. Kalau kapasitas sekarang dengan meng-absorb (menyerap) dari petani hanya cukup 50 persenan. Kalau ada pengolahan raw sugar (gula mentah), bisa terpakai semua sehingga skala ekonomisnya masuk,” jelas Eko kepada kumparan, Kamis (20/2).
Ilustrasi pabrik gula Foto: Bernd Muller/Pixabay
Keputusan menutup sementara pabrik itu, kata Eko, bertujuan untuk memberi kesempatan kepada Sindanglaut untuk menata kembali upaya pengembangan area dan wilayah penanaman tebu. Selain itu juga untuk merefleksi kembali langkah penguatan kerja sama petani tebu dengan pabrik gula.
ADVERTISEMENT
“Keputusan penutupan (sementara) PG Sindanglaut juga untuk mendorong penguatan kemitraan antara petani tebu dengan pabrik gula, sehingga pada akhirnya pasokan tebu bisa tersedia secara cukup,” ujarnya.
Adapun tujuan selanjutnya, menurut dia, yakni memberi kesempatan pabrik gula untuk bisa mengolah dengan kapasitas yang cukup. Dengan begitu, ia berharap, kinerja Sindanglaut membaik dan mampu membiayai operasional perusahaan sendiri.
Langkah menutup sementara pabrik ini tidak ditentang oleh karyawan yang bekerja di sana. Eko mengklaim, para pekerja tetap bekerja dan dialihkan ke pabrik gula lainnya milik PG Rajawali II.
“Karyawan enggak ada isu (pemberhentian), karena kami masih punya pabrik yang lain di Cirebon,” pungkasnya.