Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Status unicorn disematkan kepada startup yang memiliki valuasi di atas USD 1 miliar. Sedangkan decacorn diperuntukkan bagi perusahaan dengan valuasi di atas USD 10 miliar.
Co-Founder dan COO Xendit Group Tessa Wijaya mengungkapkan rencana pengembangan bisnis Xendit tahun 2023. Disinggung soal Initial Public Offering (IPO), Tessa mengaku itu bukan masuk dalam skema pengembangan bisnis dalam waktu dekat ini.
"Jadi kalau soal IPO mungkin itu bukan suatu yang jadi wacana sekarang ini, mungkin suatu hari. Saat ini kami ingin terus membawa teknologi kami ke negara-negara lainnya," kata Tessa dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (12/1).
Dia menuturkan, fokus perusahaan di tahun 2023 ini adalah untuk ekspansi ke negara-negara di Asia Tenggara. Saat ini Xendit telah berada di 3 negara ASEAN, yakni Indonesia, Filipina, dan Malaysia yang baru diresmikan awal tahun 2023 ini.
ADVERTISEMENT
"Kalau ngomong Indonesia, Filipina, dan Malaysia itu masih sedikit. Asia Tenggara masih banyak negara jadi banyak PR-nya. Tapi mungkin kalau momentumnya tepat suatu hari bisa kami serap (IPO) juga," ujarnya.
Hadirnya Xendit Group di Negeri Jiran awal tahun 2023 ini menurut Tessa memang sejalan dengan misi perusahaan untuk menjadi perusahaan infrastruktur pembayaran terdepan di Asia Tenggara.
Pada bulan November 2022 lalu, Xendit Group juga telah meluncurkan Aplikasi Nex yang dikembangkan oleh PT Nex Teknologi Digital (NTD) yang bekerja sama dengan PT BPR Xen.
"Dengan meluncurkan Aplikasi Nex, Xendit Group memperkuat komitmennya untuk terus berinovasi dan membangun infrastruktur keuangan digital di Indonesia serta mendukung roadmap pemerintah untuk pengembangan industri," ujarnya.
Tessa menjelaskan, di tahun 2023 ini Xendit Group akan berupaya untuk terus aktif berpartisipasi dalam program pemerintah, asosiasi, UMKM, mitra dan acara nasional lainnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, guna mewujudkan literasi keuangan digital masyarakat, Xendit Group juga akan secara aktif andil dalam memberikan edukasi yang berfokus kepada keamanan transaksi dan juga digitalisasi UMKM.
"Hal ini akan berperan besar pada pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, karena itu Xendit Group berkomitmen untuk terus berinovasi sesuai dengan kebutuhan pelaku industri digital yang senantiasa berkembang," pungkasnya.
Sepanjang tahun 2022, Xendit Group telah memproses lebih dari 200 juta transaksi pembayaran digital di Indonesia dengan nilai total volume transaksi mencapai lebih dari USD 20 miliar, atau naik 30 persen dibandingkan tahun 2021.
Saat ini, jumlah merchant aktif yang dilayani Xendit Group mencapai 3.500 pelaku usaha, yang terdiri dari 70 persen merchant UKM dan 30 persen perusahaan.
ADVERTISEMENT