Setoran Pajak dan Dividen Pupuk Indonesia ke Negara Capai Rp 8,17 Triliun

4 Agustus 2020 19:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pupuk Indonesia  Foto: dok. Pupuk Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
com-Pupuk Indonesia Foto: dok. Pupuk Indonesia
ADVERTISEMENT
Kinerja PT Pupuk Indonesia (Persero) sepanjang tahun 2019 berada di jalur positif. Perusahaan berhasil membukukan setoran pajak dan dividen kepada negara sebesar Rp 8,17 triliun sepanjang tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengungkapkan, kontribusi dalam bentuk pajak yang dibayarkan pihaknya di tahun 2019 mencapai Rp 7,28 triliun atau meningkat 32,94 persen dari kontribusi pajak tahun 2018 sebesar Rp 5,48 triliun.
“Selain itu PTPI juga berkontribusi bagi negara melalui setoran dividen kas sebesar Rp 973,5 miliar," kata Aas usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019 melalui keterangan tertulisnya, Selasa (4/8).
Kondisi tersebut tidak terlepas dari catatan performa keuangan positif Pupuk Indonesia yang berada di atas target RKAP. Aas mengatakan total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp 71,3 triliun, dengan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp 3,71 triliun atau setara 103,01 persen dari target RKAP tahun 2019 sebesar Rp 3,60 triliun.
ADVERTISEMENT
Aas menegaskan pihaknya tetap memprioritaskan penugasan dalam memenuhi kebutuhan dan stok dalam negeri khususnya untuk pupuk bersubsidi. Adapun terkait kinerja penyaluran pupuk bersubsidi di tahun 2019, perusahaan mencatatkan penyaluran sebesar 8.708.912 ton.
“Kami tentunya mengapresiasi upaya anak perusahaan, khususnya produsen pupuk, dalam menjaga pasokan pupuk ke sektor subsidi sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai alokasi," ujar Aas.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Ida. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Aas merasa kinerja positif di 2019 juga dikarenakan peningkatan efisiensi dan membaiknya penetrasi pasar ke sektor komersil. Di samping itu, beban keuangan perusahaan pada 2019 tercatat lebih rendah dari rencana. Hal itu dikarenakan perusahaan melunasi pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang berkat adanya pembayaran piutang subsidi sebesar Rp 9,7 triliun.
“Penurunan ini sejalan dengan komitmen untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur sesuai dengan jatuh tempo pelunasan pinjaman," ungkap Aas.
ADVERTISEMENT
Pelunasan pinjaman juga berdampak pada arus kas perusahaan yang tercatat sebesar Rp 11,97 triliun atau turun 66,3 persen dibanding realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,06 triliun.
Faktor lainnya, kata Aas, adalah adanya peningkatan kinerja dari anak-anak perusahaan non pupuk yang berada di bawah koordinasi Pupuk Indonesia, antara lain PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Mega Eltra, dan PT Pupuk Indonesia Logistik.
Total asetnya per 31 Desember 2019 mencapai Rp 135,55 triliun atau 100,96 persen dari target RKAP. Sementara itu, perusahaan mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp 48 triliun. Penurunan liabilitas disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman jangka panjang perusahaan dan yang berasal dari pembayaran piutang subsidi oleh pemerintah dan kas internal perusahaan. Di sisi lain, total ekuitas naik Rp 5,72 triliun dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 71,75 triliun.
ADVERTISEMENT
Dalam hal penjualan, Aas memastikan pihaknya terus meningkatkan penetrasi pasar ke sektor non PSO. Sepanjang 2019, tercatat penjualan pupuk ke sektor komersil sebesar 3.872.740 ton untuk semua jenis pupuk. Angka itu setara 111,61 persen dari target RKAP. Hal itu dikarenakan Perseroan berhasil menjaga daya saing, memanfaatkan tingginya permintaan, dan momentum harga yang kompetitif di pasar.