Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Shopee PHK Karyawan, Pengamat: Investor Mulai Tuntut Profit
20 September 2022 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Radynal mengatakan bahwa PHK yang dilakukan Shopee ini merupakan langkah sulit yang didasari dengan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit," ujar Radynal pada keterangan tertulis, Senin (19/9)
Pelepasan karyawan Shopee Indonesia ini merupakan badai PHK lanjutan di sektor startup yang sebelumnya telah menimpa LinkAJa, SiCepat, Zenius, hingga Line Indonesia.
Menurut pengamat teknologi dan startup ICT Institute, Mawar Melia, badai PHK yang terjadi pada Shopee dan perusahaan lainnya merupakan fenomena gelembung yang sudah menjadi keniscayaan dalam industri startup.
“Bubble-nya sudah burst. Startup besar seperti Shopee ini sudah mulai dari 2015, saat itu investor setuju untuk bakar duit, sekarang sudah saatnya mereka demand profit. Gimana caranya jika tidak ada revenue? Ya restrukturisasi,” ujar Mawar dalam wawancara dengan kumparan, Selasa (20/9).
ADVERTISEMENT
Mawar juga berpendapat bahwa badai PHK ini belum selesai, terutama karena startup besar seperti Shopee saja harus melakukan langkah perampingan, beberapa startup kemungkinan akan mengikuti langkah Shopee untuk memastikan keberlangsungan perusahaan.
“Akan ada sentimen untuk ikut [melakukan PHK] jika diperlukan, karena industri ini sangat melihat kepada kompetitor. Semua tentang tren dalam startup, termasuk dalam perihal layoff. Jadi pekerja yang dilepas diharapkan mengerti keadaan ekonomi sulit yang terjadi pada semua startup,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa cara untuk startup untuk bangkit adalah dengan memenangkan kembali kepercayaan investor dan membangun strategi bisnis baru.
“Startup harus bisa mempertahankan trust investor, jadi tidak bisa juga langsung pindah cari investor baru. Kemudian harus ada strategi bisnis baru yang profit oriented, karena nama brand besar tidak menjamin sudah untung. Yang jelas tidak bisa lagi lewat promo-promo karena tidak sustainable,” tutupnya.
ADVERTISEMENT