Sidak ke Gudang Marunda, Zulhas Temukan 500 Ton MinyaKita

7 Februari 2023 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sidak ke gudang penyimpanan minyak milik PT Bina Karya Prima (BKP) di Marunda, Selasa (7/2/2023). Foto: Kementerian Perdagangan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sidak ke gudang penyimpanan minyak milik PT Bina Karya Prima (BKP) di Marunda, Selasa (7/2/2023). Foto: Kementerian Perdagangan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menemukan 500 ton MinyaKita saat sidak ke gudang penyimpanan minyak milik PT Bina Karya Prima (BKP) di Marunda.
ADVERTISEMENT
"Ini kita temukan ada 555 ribu liter atau 500 ton MinyaKita belum dikirim oleh perusahaan BKP ini dengan dasar mereka katanya belum dapet DMO (domestic market obligation)," kata Zulhas di Marunda, Selasa (7/2).
Zulhas menjelaskan, 500 ton MinyaKita tersebut merupakan hasil produksi BKP di Desember 2022. Lebih lanjut, dia meminta tim satgas untuk segera mendistribusikan minyak tersebut memenuhi pasar tradisional di Pulau Jawa.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sidak ke gudang penyimpanan minyak milik PT Bina Karya Prima (BKP) di Marunda, Selasa (7/2/2023). Foto: Kementerian Perdagangan
"Di Jawa dulu aja, karena Jawa ini paling banyak. Jangan di pasar modern dulu, ini untuk di pasar rakyat. Kalo masih lebih ya Jawa Sumatera," terang Mendag.
"Ini harus segera!" tegasnya.
Berdasarkan pantauan kumparan di pasar tradisional dan ritel modern di Jakarta Barat, Jumat (3/1), MinyaKita terlihat kosong. Apabila produk tersebut ada, harganya di atas Harga Eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000.
ADVERTISEMENT
Pedagang bahan pokok (bapok) Pasar Palmerah, Eno, mengakui pernah menjual MinyaKita dengan harga Rp 14.000 per liter. Kondisi barang yang susah didapatkan dengan modal menjadi Rp 14.500, maka ia harus menjual MinyaKita Rp 16.000 per liter dan Rp 32.000 per dua liter.
Gudang penyimpanan minyak milik PT Bina Karya Prima (BKP) di Marunda, Selasa (7/2/2023). Foto: Kementerian Perdagangan
"Dulu jual sesuai HET, kalau sekarang di atas HET," kata Eno kepada kumparan, Jumat (3/2).
Eno mengatakan untuk membeli MinyaKita dari sales dikenakan paket bundling, di mana membeli 1 karton MinyaKita ditambah 1 karton mentega. Sedangkan membeli 2 karton MinyaKita diikuti juga pembelian 1 karton minyak premium. Ia merasa pemberlakuan paket membebankan para pedagang.
"Kita sementara barangnya di-off-kan. Kalau peminat MinyaKita banyak, semua nanyain MinyaKita, cuma barangnya tidak ada," ungkap Eno.
ADVERTISEMENT
Eet, pedagang bapok juga mengatakan harga MinyaKita sudah mengalami kenaikan dari agen. Padahal, masyarakat hanya mengetahui harga MinyaKita Rp 14.000.
"Kadang-kadang kalau ada barang aku beli, tapi modal sudah Rp 14.000, jadi aku jual Rp 15.00," tutur Eet.
Eet membeli MinyaKita melalui toko lain. Menurutnya, saat pertama kali MinyaKita didistribusikan, toko tersebut menjualnya dengan harga Rp 13.000 per liter. Sehingga ia dapat menjual kembali Rp 14.000 per liter.
Ketersediaan MinyaKita di Pasar Palmerah, Jumat (3/2/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Selain itu, kumparan juga mencari keberadaan MinyaKita di ritel Robinson Tomang. Para pegawai di sana menuturkan produk tersebut sedang tidak tersedia. Mereka menyebutkan harga MinyaKita sekitar Rp 13.000 per liter dan Rp 26.000 per dua liter.
Lalu, pegawai di Superindo Plaza Slipi Jaya mengaku bahwa MinyaKita tidak masuk ke toko mereka. "Tidak pernah sama sekali," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
kumparan juga mencari produk MinyaKita di Tokopedia. Namun barang tersebut tidak dijual. Selanjutnya, pada e-commerce Shopee, kata kunci MinyaKita juga tidak membuahkan hasil.