Sido Muncul Gandeng FK UNS, Perluas Perkembangan Produk Herbal di Tanah Air

20 September 2024 19:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sido Muncul resmi bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret untuk mengembangkan produk herbal. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sido Muncul resmi bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret untuk mengembangkan produk herbal. Foto: kumparan
Seiring dengan berkembangnya industri produk herbal di Tanah Air, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) terus meluncurkan inovasi. Kali ini langkah tersebut dilakukan dengan menjalin kolaborasi bersama Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono dan Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat saat menghadiri seminar Nasional Hybrid "Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Mendukung Gerakan Indonesia Sehat" di Auditorium FK UNS Surakarta, Rabu (18/9).
Irwan mengatakan, kolaborasi antara Sido Muncul dan FK UNS menjadi upaya perusahaan dalam untuk mengembagkan ilmu pengetahuan dan tekonologi di bidang jamu.
“Para mahasiswa nantinya yang menempuh pendidikan di fakultas kedokteran akan mempelajari terkait kegunaan tanaman-tanaman untuk obat tradisional maupun obat herbal di perusahaan Sido Muncul,” ujar Irwan.
Penandatanganan kerja sama oleh Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono dan Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat. Foto: kumparan
Dia melanjutkan, melalui kerja sama ini, mahasiswa kedokteran dapat mengetahui jenis bahan baku produk herbal seperti jahe, temulawak, kunyit, dan tanaman-tanaman yang terstandar dan aman.
"Saya telah puluhan kali hadir menjadi pembicara di fakultas kedokteran di sejumlah perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Itu bagian memperluas pemahaman seputar produk herbal maupun jamu," katanya.
Irwan sangat bersyukur kehadirannya di berbagai forum diterima dengan baik dan responnya luar bisa, beberapa pun membentuk kerja sama resmi. Seminar Nasional di UNS ini merupakan yang ke-51 kalinya dilakukan Sido Muncul sejak tahun 2007.
“Kami juga punya sebanyak 150 petani binaan untuk menyuplai bahan baku di pabrik terkait obat herbal,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran UNS, Reviono mengatakan, kerja sama dengan Sido Muncul akan memberikan wawasan tambahan bagi para mahasiswa fakultas kedokteran mengenai penggunaan obat tradisional.
“Bagian farmakologi di fakultas kedokteran memang mengajarkan obat-obat farmasi termasuk di dalamnya mempelajari obat-obat herbal. Kerja sama dengan Sido Muncul akan memberikan warna bahwa di Indonesia itu seperti ini,” katanya.
Dia menyebut Sido Muncul sebagai perusahaan lokal di bidang farmasi sangat dibutuhkan di kalangan akademisi medis. Mahasiswa juga akan lebih mengetahui wawasan terkait bahan obat herbal.
Selain itu, dengan kerja sama tersebut, lanjut Reviono, para mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS akan mengetahui obat-obat herbal maupun tanaman-tanaman yang memiliki khasiat untuk penyembuhan.
Sido Muncul resmi bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret untuk mengembangkan produk herbal. Foto: kumparan
“Tanaman yang memiliki khasiat obat herbal di Indonesia cukup banyak sehingga para mahasiswa nanti bisa mengetahui cara untuk membuat tanaman-tanaman itu menjadi obat,” papar dia.
Mahasiswa pun bisa belajar tahap-tahap uji klinik, seperti uji toksisitas dan sebagainya yang tidak ditemukan di akademik kampus. Hal itu bisa dilakukan mahasiswa ketika nanti bisa magang kerja di Sido Muncul.
Hal senada dikemukakan oleh Dosen Fakultas Farmasi UNS, Ratih Puspita Febrinasari. Ia menjelaskan dengan perkembangan penelitian saat ini telah banyak bahan-bahan herbal yang sudah dilakukan uji praklinik hingga uji klinik akhirnya berkembang menjadi fitofarmaka.
“Perkembangannya luar biasa. Semakin ke sini fitofarmaka obat herbal terstandar juga semakin banyak gitu,” kata Ratih.
Dia menyebut Sido Muncul merupakan salah satu perusahaan lokal yang konsen akan produk herbal berkualitas. Untuk produk herbal terstandar yang ada saat ini masih menjadi terapi tambahan.
“Sedangkan untuk fitofarmaka itu terdapat beberapa produk yang sudah menjadi obat terapi utama. Apalagi, obat herbal maupun obat tradisional di Indonesia cukup melimpah karena didukung oleh keanekaragaman hayati yang cukup banyak,” pungkasnya.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio