Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Sinar Mas Agribusiness and Food Beberkan Kendala RSPO bagi Petani Sawit
26 Mei 2023 18:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Senior Expert for Traceability and Responsible Sourcing Sinar Mas Agribusiness and Food, Wahyu Wigati Wijayanti, mengatakan sertifikasi RSPO digagas organisasi dunia fokus pada industri sawit berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Untuk sertifikasi RSPO ada persyaratan tertentu, ada aspek legalitas. Ada kemungkinan dari petani tadi dari aspek legalitas lahannya tidak bisa disertifikasi,” kata Wahyu dalam diskusi media di Jambuluwuk Thamrin Hotel Jakarta, Jumat (26/5).
Wahyu menjelaskan terdapat 2 koperasi sedang didaftarkan RSPO. Dari 3.000 petani mengikuti proses sertifikasi, ada 2.500 yang telah menyelesaikan survei sertifikasi.
“Kita harap partnership akan bertambah dan sehingga target-target sertifikasi bisa terlaksana,” imbuhnya.
Wahyu mengamati sebagian petani sawit masih bimbang karena ketika sudah tergabung dalam RSPO, mereka harus mengikuti ketentuan organisasi. Dia memberi kemungkinan 520 petani sawit yang mengajukan permohonan akan bertambah jumlahnya.
ADVERTISEMENT
“Karena ada proses screening untuk memastikan memang semuanya clear dan clean sehingga bisa melanjutkan proses aplikasi,” tutur Wahyu.
Sawit Terampil diluncurkan pada Juni 2020 dan didukung oleh mitra-mitra seperti MARS, Fuji Oil, Neste Oil, dan IDH. Program ini guna memberikan dukungan komprehensif kepada petani swadaya melalui pembinaan kelompok dan bimbingan individu untuk menerapkan praktik pertanian yang baik.
Head of Sustainability and Strategic Projects Sinar Mas Agribusiness and Food Gotz Martin menjelaskan Sawit Terampil semakin populer di kalangan petani, dan telah menjangkau 4.829 petani melalui 6.643 sesi pelatihan, atau setara dengan 11.646 jam pelatihan.
“Petani swadaya sangat rentan terhadap ancaman ketidakpastian ekonomi dan perubahan iklim. Sektor pertanian yang berkelanjutan dapat memberikan stabilitas yang mereka butuhkan untuk memitigasi risiko-risiko ini. Sawit Terampil dirancang untuk membantu melindungi petani swadaya dari tekanan-tekanan ini,” imbuh Gotz.
ADVERTISEMENT