Sinarmas MSIG Life Luncurkan My Health Risk Score, Cara Mudah Cek Kesehatan

13 April 2023 19:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran My Health Risk Score, situs kesehatan Sinarmas MSIG Life, di Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (13/4). Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran My Health Risk Score, situs kesehatan Sinarmas MSIG Life, di Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (13/4). Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) atau Sinarmas MSIG Life meluncurkan situs My Health Risk Score yang dapat memprediksi risiko kesehatan. Situs cek kesehatan pertama di Indonesia ini dapat mempermudah masyarakat untuk melakukan cek kesehatan di mana pun tanpa harus datang ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Sinarmas MSIG Life, Wianto Chen mengatakan, peluncuran layanan ini merupakan salah satu upaya perusahaan dalam mengikuti perkembangan zaman dan membantu mendorong industri asuransi di Indonesia.
“Dunia asuransi banyak berubah, untuk stay relevan kita mesti melakukan sesuatu yang berbeda. Kita juga harus inovasi terus menerus dan memberi nilai tambah kepada nasabah agar punya pilar ketahanan sosial," katanya, dalam acara peluncuran My Health Risk Score, Jakarta Selatan, Kamis (13/4).
Wianto mengatakan My Health Risk Score merupakan situs cek kesehatan yang menggunakan algoritma yang menghitung risiko statistik seseorang atas berbagai penyakit kritis agar segera mengambil langkah dini untuk melakukan tindakan kesehatan. Selain itu, melalui situs ini Wianto berharap dapat mendorong masyarakat untuk segera menggunakan asuransi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Wianto mengatakan, Indonesia memiliki market asuransi terbesar di Asia Tenggara (Asean) yang didorong dengan jumlah demografinya. Namun di antara negara-negara di ASEAN, Indonesia justru menjadi negara yang ketahanan sosialnya berada di paling bawah.
"Di antara negara-negara Asean kita paling lemah. Ketahanan sosial kita bergantung pada sanak family, kedua BPJS. Bagaimana kita buat industri ini maju dan kita juga jadi maju,” ujar Wianto.
Selain itu, Wianto mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak percaya dengan asuransi. Padahal, industri asuransi kesehatan telah membayarkan total klaim sekitar Rp 200 triliun di 2022.
Namun, Indonesia hanya mengalokasikan 1,5 persen dari total GDP untuk asuransi. Angka ini jauh dibanding Malaysia yang alokasinya tembus sekitar 3-4 persen.
ADVERTISEMENT
"Artinya Malaysia punya penetrasi dari segi GDP. Malaysia 3 kalinya (Indonesia), Thailand 2 kali lebih. Dan Singapura 6 kalinya,” ungkap Wianto.
Layanan My Health Risk Score diprediksi dapat mendeteksi hingga 13 penyakit kritis menggunakan algoritma VITAE CI. Dengan waktu 3 menit untuk menjawab 16 pertanyaan terkait status kesehatan, pengguna sudah bisa mendapatkan laporan risiko kesehatan yang dipersonalisasi termasuk dengan wawasan gaya hidup sehat yang relevan.