Sinergi Ultra Mikro, Masyarakat Punya Banyak Pilihan Dapatkan Pinjaman Modal

16 September 2021 12:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Loket Pegadaian di Kantor Unit BRI Cipayung. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Loket Pegadaian di Kantor Unit BRI Cipayung. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Proses pembentukan Holding Ultra Mikro yang digawangi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) PNM memasuki babak akhir. Pemerintah resmi mengalihkan saham Seri A yang ada di Pegadaian dan PNM ke BRI.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya holding ini, maka pembiayaan ke masyarakat akan menjadi lebih luas karena tiga BUMN bersatu dalam menyalurkan pinjaman. Ini artinya masyarakat mempunyai semakin banyak pilihan pembiayaan. Kesempatan untuk mendapatkan pinjaman pun semakin terbuka lebar.
Kepala BRI Unit Cipayung, Achmad Rudi Hermawan mengatakan, setiap entitas baik itu BRI, PNM ataupun Pegadaian masing-masing memiliki persyaratan pengajuan pinjaman yang berbeda-beda.
“Kalau persyaratan tadi kan dari tiga entitas ini punya tingkat persyaratan yang berbeda. Sehingga dengan adanya tiga entitas ini semua lapisan masyarakat bisa dilayani, bisa ter-cover,” ujar Rudi kepada kumparan, Kamis (16/9).
Di BRI misalnya, pinjaman yang disalurkan sifatnya adalah pendanaan individu. Artinya, nasabah yang bisa mendapatkan pinjaman dari BRI adalah mereka yang memiliki usaha setidaknya sudah berjalan 3 atau 6 bulan. Apabila persyaratan tersebut terpenuhi, maka nasabah tersebut bisa mendapatkan pembiayaan berupa KUR super mikro dengan plafon maksimal Rp 10 juta ataupun KUR mikro dengan plafon maksimal Rp 50 juta.
ADVERTISEMENT
Kepala BRI Unit Cipayung Achmad Rudi Hermawan. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Namun apabila nasabah tersebut baru akan memulai membuka usaha, maka ia tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan KUR di BRI. Tetapi dengan adanya sinergi ultra mikro ini, nasabah dengan kriteria tersebut bisa direkomendasikan untuk bergeser ke PNM.
“Misal nasabahnya adalah ibu-ibu atau perempuan yang mau memulai usaha, walaupun baru akan memulai usahanya kita bisa referalkan ke PNM,” ujar Rudi.
Seperti diketahui, PNM memiliki program bernama Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Program ini merupakan penyaluran pembiayaan kepada kelompok perempuan terdiri dari 10-30 orang dengan plafon pinjaman yang sangat kecil mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. Pinjaman berbasis kelompok ini bisa diberikan kepada debitur perempuan yang baru akan merintis usaha dan tidak punya agunan.
ADVERTISEMENT
“Kalau misalnya di wilayah tempat tinggal si calon debitur ini memang sudah ada kelompoknya, maka akan dimasukkan ke dalam kelompok yang sudah ada. Atau kalau memang tidak ada, dia akan diikutkan ke kelompok yang sudah existing juga walaupun tidak satu wilayah di sana,” ujarnya.
Nasabah KUR BRI dan Tabungan Emas Pegadaian, Abi Robandi (kiri). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Namun misalkan calon debitur bukan perempuan dan ternyata memiliki aset yang bisa dijaminkan, maka ia akan diarahkan untuk mendapatkan pembiayaan lewat Pegadaian. Dengan demikian, sinergi ultra mikro ini menurut Rudi akan sangat menguntungkan karena ada semakin banyak pilihan pembiayaan bagi masyarakat. Terutama bagi masyarakat yang selama ini tidak bisa ter-cover oleh BRI, kini mereka bisa direkomendasikan untuk tetap mendapatkan pinjaman dari Pegadaian ataupun PNM.
“Jadi masyarakat lebih punya banyak pilihan. Mau ke mana gitu kan. Kesesuaiannya dari profil debitur atau calon debitur nih ke mana. Apakah ke BRI atau Pegadaian atau ke PNM,” ujar Rudi.
ADVERTISEMENT