Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Singapura Boleh Impor Listrik dari RI, Anak Buah Luhut Jelaskan Syaratnya
7 Agustus 2023 14:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini menyusul kesepakatan pemerintah Indonesia dan Singapura untuk mengembangkan industri energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air, melalui memorandum of understanding (MoU) G to G di bidang energi pada Maret 2023 lalu.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Rachmat Kaimuddin, menuturkan MoU tersebut untuk mengundang investor datang ke dalam rantai pasokan EBT di Indonesia. Dia tidak ingin investor hanya memanfaatkan lahan Indonesia yang luas.
"Kami tidak ingin hanya menyewa tanah kami dan kemudian mengirim listrik besar ke Singapura. Bahwa tanah adalah sesuatu yang tidak dapat Anda buat, dan itu sebenarnya adalah keunggulan kompetitif kami," tegasnya di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (7/8).
Rachmat menyebutkan, pihaknya telah berdiskusi dengan pemerintah Singapura, bahwa pengembangan industri solar photovoltaic (solar PV) di dalam negeri belum signifikan, sehingga kemitraan ini bisa saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Keuntungan yang didapat Indonesia adalah peningkatan nilai tambah industri, pembukaan lapangan kerja baru, alih teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. Sementara Singapura bisa memanfaatkan listrik hijau yang dihasilkan dari proyek yang dikembangkan.
"Terkadang lebih baik mengundang investor untuk datang ke Indonesia. Namun, kami memahami bahwa Singapura juga tetangga kami dan kami ingin menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dengan mereka," tuturnya.
Selain dengan Singapura, lanjut Rachmat, pemerintah juga membuka peluang kerja sama dengan perusahaan asal China. Dia menilai China termasuk produsen rantai pasok solar PV besar di dunia dengan teknologi yang mumpuni.
"Makanya kita ajak orang-orang untuk lihatlah, datang ke Indonesia, bawa teknologimu bawa modal akan sediakan tenaga kerja. Kami memiliki sumber daya yang bagus. Kita punya sumber daya alam, kita punya energi, lalu mari kita dukung pasar bersama," tegas Rachmat.
Adapun hari ini, Rachmat menyaksikan penandatanganan perjanjian ekspansi rantai pasokan energi terbarukan di Indonesia oleh Vena Energy, perusahaan energi terbarukan berbasis di Singapura, di mana listriknya akan diekspor ke Singapura.
ADVERTISEMENT
Perjanjian ini bertujuan menjajaki potensi pembentukan lini produksi lokal untuk komponen panel solar PV dan sistem penyimpanan energi bersama perusahaan-perusahaan China, Suntech, Powin, dan REPT Battero. Hal ini juga untuk mendukung proyek hibrida Vena Energy di Pulau Batam yang sedang dikembangkan.
Selain itu, Vena Energy juga resmi bermitra dengan Shell Eastern Trading Pte. untuk ekspor energi terbarukan yang dihasilkan oleh mega proyek hibrida yang dikembangkan Vena Energy ke Singapura.
Proyek ini memiliki kapasitas lebih dari 2 gigawatt (GW) tenaga surya dan sistem penyimpanan energi baterai yang berpotensi menampung lebih dari 8 GWh energi bersih, menjadikannya proyek EBT terbesar di Asia Tenggara. Konstruksi proyek ini baru akan dimulai pada tahun 2026.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap ini akan menjadi solusi bagi tujuan ekspor kami yaitu Singapura, dan juga bagi Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan, karena sekarang kami memiliki banyak alternatif untuk ini," pungkas Rachmat.