Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Singkirkan AS, Belgia Ingin Jadi Eksportir Kentang Terbesar ke RI
20 November 2017 14:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Lima eksportir kentang goreng di Belgia, yakni Agristo, Bart’s Potato Company, Clarebout Potatoes, Ecofrost, dan Mydibel berencana untuk melakukan ekspansi bisnis ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengurus Asosiasi Industri Perdagangan dan Pengolahan Kentang Belgia, Wouter Tryubou menyebut, Indonesia berada pada peringkat ke-18 dalam tujuan ekspor Belgia di luar Uni Eropa untuk produk kentang goreng di 2016.
“Jumlah ekspor kentang goreng Belgia ke Indonesia sudah besar, tapi masih belum begitu besar,” ucap Wouter di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/11).
Dia mengungkapkan pada tahun lalu, sebanyak 4.754 ton kentang goreng beku diekspor Belgia ke Indonesia. Sementara secara keseluruhan, Indonesia mengimpor 40.961 ton kentang goreng beku dengan nilai 40 juta euro. Mayoritas kentang goreng beku yang diimpor Indonesia berasal dari Amerika Serikat (AS).
“Saat ini kami menjadi importir terbesar ke empat bagi Indonesia setelah Amerika Serikat, Belanda, dan Kanada,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Wouter, ke depan permintaan kentang goreng oleh masyarakat Indonesia akan semakin besar seiring semakin luasnya outlet makanan cepat saji di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya ingin melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia.
“Kami akan menambah jumlah impor. Maka dari itu mulai sekarang kami mulai mengenalkan produk kentang goreng Belgia. Kita menarget ingin menjadi importir utama kentang goreng di Indonesia,” paparnya.
Perlu diketahui, Belgia merupakan salah satu eksportir kentang goreng beku terbesar di dunia, di mana 90% produksi kentang beku di negara tersebut diekspor ke berbagai negara. Di tahun 2016, ekspor kentang goreng Belgia naik 14,3% menjadi 1,68 juta ton dibanding tahun sebelumnya.