Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Skema Pembiayaan Bermasalah, Luhut Kukuh LRT Jakarta Selesai 2019
7 Februari 2017 18:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Proyek kereta ringan atau LRT rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) ditargetkan selesai tepat waktu. Pengoperasian LRT Jabodebek diharapkan bisa dilakukan di awal tahun 2019.
ADVERTISEMENT
"Kami tetap ingin selesai pada 2019 first quarter," ungkap Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui di Gedung BPPT, Thamrin, Jakarta, Selasa (7/2).
Namun proyek yang digarap oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk itu masih memiliki beberapa kendala. Salah satunya soal skema pembiayaan. APBN tidak bisa sepenuhnya membiayai proyek yang memakan investasi hingga Rp 23 triliun tersebut.
Padahal proyek ini awalnya dibiayai penuh oleh APBN. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 65 Tahun 2016 tentang Percepatan Penyelenggaraan Keretaapi Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
"LRT pendanaannya saya kira kami bikin lebih fleksibel dan tadi kami sudah merumuskan dengan Ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan, Ibu Rini (Menteri BUMN), dan Menteri Perhubungan serta staf kepresidenan," paparnya.
ADVERTISEMENT
Pembahasan mengenai skema pembiayaan LRT Jabodebek masih terus berlanjut. Pemerintah membuka beberapa opsi pembiayaan yang bisa digunakan untuk mendanai proyek LRT. Misalnya dana PSO (Public Service Obligation), penjaminan, kerja sama dengan pihak lain termasuk di dalamnya BUMN, dan anak perusahannya.
"Jadi kami cari bagaimana supaya pendanaan ini dari PSO jalan, dari penjaminan juga jalan, kemudian tadi lebih fleksibel, kepada investor. Jadi Adhi Karya itu tak hanya sebagai penggerak terus saja, tapi juga sekaligus investor," kata Luhut.
Pada kesempatan tersebut, Luhut juga sempat menyinggung tentang proyek LRT Palembang, Sumatera Selatan. Beda nasib dengan LRT Jabodebek, pembangunan LRT Palembang oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk tidak mengalami banyak masalah.
"Kalau di LRT Palembang sudah enggak ada masalah. Tinggal selesaikan LRT di Jabodebek. Penambahan biaya belum, masih berkisar antara Rp 23 triliun," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Adhi Karya mulai membangun LRT ini untuk jalur Cibubur-Cawang yang memiliki jarak 14,3 km. Nantinya, pembangunan akan dilanjutkan untuk rute Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 km, dan Cawang-Bekasi Timur 18,3 km. Sedangkan untuk pembangunan di tahap kedua dari lintasan Dukuh Atas-Palmerah-Senayan 7,8 km, Cibubur-Bogor 25,0 km, dan Palmerah-Grogol 5,7 km. Proyek ini memerlukan investasi cukup besar sekitar Rp 22,5 triliun.
Sementara itu, proyek LRT di Palembang, Sumatera Selatan digarap Waskita Karya. Waskita mulai membangun LRT sepanjang 23,40 km yang membentang dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II (Kota Palembang) sampai Kawasan OPI/Ogan Permata Indah (Kab. Banyuasin). Proyek ini memerlukan investasi sekitar Rp 12 triliun.