SKK Migas: Banyak Perusahaan Ngantri Mau Ikut Kelola Blok Andaman

16 Mei 2024 16:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Premier Oil temukan minyak di Blok Andaman II yang berlokasi di lepas pantai Aceh. Foto: Dok. SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Premier Oil temukan minyak di Blok Andaman II yang berlokasi di lepas pantai Aceh. Foto: Dok. SKK Migas
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan besarnya potensi sumber gas di Andaman, lepas pantai (offshore) Sumatera bagian Utara, menarik banyak perusahaan yang ingin ikut mengelola.
ADVERTISEMENT
Penasihat Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, menuturkan berdasarkan hasil studi terintegrasi yang selesai di tahun 2023, salah satu cekungan yang masih prospektif di Indonesia bagian barat adalah North Sumatera Basin.
"Banyak (perusahaan yang tertarik mengelola Andaman). Prospeknya kita lihat hasil studi menunjukkan bahwa Andaman sangat menarik karena di Myanmar ada discovery gas besar oleh Costco Korea," ujarnya di sela-sela IPA Convex ke-48, Kamis (16/5).
Ketertarikan banyak perusahaan ini seiring dengan penemuan potensi gas jumbo di offshore Andaman, seperti Sumur Timpan-1 di Blok Andaman II serta Sumur Layaran-1 dan Sumur Tangkulo-1 di Blok South Andaman.
Adapun beberapa blok yang aktif di perairan Andaman yakni Blok Andaman I memiliki recoverable reserve sebesar 239 juta oil ekuivalen yang rencananya akan on-stream diperkirakan pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Kemudian Andaman II yang dikelola oleh Harbour Energy, Mubadala Petroleum (MP), dan BP, memiliki recoverable reserve 2,02 miliar barel minyak ekuivalen yang rencananya dapat on-stream atau berproduksi di tahun 2028.
Penasehat Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, di acara IPA Convex ke-48, Kamis (16/5/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Selanjutnya, Blok South Andaman dikelola oleh MP dan Harbour Energy dengan recoverable reserve 709 juta barel oil ekuivalen yang diperkirakan rencananya on-stream di 2030.
"Yang pernah ngomong (tertarik dengan offshore Andaman) sama saya ada 3-4 perusahaan," ungkap Nanang.
Terakhir, masih ada Blok Andaman III yang ditinggalkan oleh oleh operatornya, Repsol Andaman BV, di akhir tahun 2022 lalu karena hasil pengeboran Sumur Rencong-1 menunjukan dry with show atau tidak menemukan cadangan migas apa pun.
Nanang mengatakan, sebenarnya sumur tersebut tidak kering, hanya tidak sesuai dengan harapan Repsol. Dengan demikian, menurutnya, Blok Andaman III masih punya potensi yang besar dan akan dilelang kembali.
ADVERTISEMENT
"Repsol kan harapannya seperti yang di Harbour, tapi dia dapatnya di reservoir yang lain tapi mungkin tidak terlalu besar, makanya buat mereka tidak ekonomis untuk dilakukan," jelasnya.
Sementara itu, Kementerian ESDM baru saja membuka lelang penawaran langsung untuk Blok Andaman Tengah di Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap I Tahun 2024. Lelang dibuka pada 14 Mei 2024 sampai 26 Juni 2024.
Blok Andaman Tengah merupakan WK eksplorasi dengan perkiraan sumber daya sekitar 100 juta barel minyak dan 500 miliar kaki kubik (BCF) gas. Komitmen pasti minimum WK ini adalah Studi G&G, Seismik 3D atau Pembelian Data Seismik 3D 650 km2, dan memproses ulang Seismik 3D terlebih dahulu.