Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
SKK Migas Beberkan 4 Strategi Kejar Target Produksi Minyak dan Gas di 2030
17 November 2021 15:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan beberapa strategi untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030. Strategi tersebut harus dilakukan dari sekarang karena produksi migas membutuhkan waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
"Cadangan migas membutuhkan waktu, tidak seperti menemukan cadangan air. 9 tahun sebenarnya tidak lama untuk mencapai target 2030. Untuk memperoleh cadangan oil dan gas membutuhkan kegiatan seperti survei, pemboran. Ini membutuhkan waktu agak lama," ujar Ketua Organizing Committee IOG 2021 Luky Agung Yusgiantoro pada acara jumpa pers IOG 2021, Rabu (17/11).
Untuk mencapai target tersebut, Luky menuturkan ada empat strategi yang sudah mulai dilakukan SKK Migas pada tahun 2021 ini.
"Pertama, mencoba mengoptimalkan produksi lapangan existing, dengan mempertahankan level produksi. Kita memiliki tantangan berat di tahun 2021 ini untuk mencapai target produksi yang ada di APBN. Saat ini targetnya 705.000 barel of oil per day," ujarnya.
Strategi tersebut juga dilakukan melalui transformasi sumber daya dari sisi produksi, yaitu melalui pengawasan dan pengendalian yang efektif dari segi rencana dan pengembangan.
ADVERTISEMENT
"Tahun lalu harga minyak bisa sangat rendah karena demand minyak rendah, bahkan sampai minus. Beberapa perusahaan migas di dunia pun harus mengoptimalkan biaya seminimal mungkin. Saat ini harga minyak sudah mencapai USD 80 per barel, ini men-trigger beberapa kegiatan di hulu migas," tambah Luky.
Strategi kedua yaitu dengan mempercepat chemical enhanced oil recovery. Luky menjelaskan, saat ini SKK Migas pun sedang merencanakan Enhanced Gas Recovery (EGR) di Papua.
"Di mana gas tersebut dapat dimanfaatkan untuk menaikkan produksi gas di existing lapangan saat ini. Itu bisa mendapatkan tambahan produksi minyak kita sampai dengan tahun 2030," ujarnya.
Selanjutnya adalah menggalakkan eksplorasi migas, melalui cara yang terencana dan dikaji berdasarkan studi mendalam dan efisien. "Biasanya kita sebelum melaksanakan eksplorasi, kita melakukan kegiatan survei namanya GNG, nah itu yang kita sekarang lakukan bersama dengan kontraktor-kontraktor migas," jelas Luky.
ADVERTISEMENT
Terakhir, strategi melalui peningkatan percepatan regulasi melalui one door service policy dan insentif hulu migas. Hal ini dilakukan untuk menarik investasi sebanyak-banyaknya bagi sektor migas dari luar negeri.
"Tentunya capital ada di luar negeri, dana investasi itu ada, tetapi saat ini sektor migas juga sedang bersaing dengan energi baru terbarukan (EBT). Bagaimana menarik investasi menjadi tantangan tersendiri dan tentunya tidak hanya dibutuhkan dari sisi SKK Migas tapi juga stakeholder lain," imbuhnya.
Dia mengatakan, SKK Migas saat ini sedang melakukan rencana strategis jangka panjang dan juga long term plan (LTP), agar target 1 juta barel minyak dan 12 miliar kubik gas per hari bisa tercapai di 2030 mendatang.