SKK Migas Bidik Investasi Rp 186 Triliun Tahun Ini

17 Januari 2022 16:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
ADVERTISEMENT
Kinerja sektor hulu migas diharapkan bisa dikerek lagi pada tahun 2022 ini. Ini disampaikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto.
ADVERTISEMENT
Dwi Soetjipto menyampaikan, target SKK Migas khusus untuk investasi pada tahun ini mencapai USD 15 miliar, setara dengan Rp 186,15 triliun (kurs 14.319).
"Di 2022 kita harapkan bisa kembali di target 1 juta barel per hari, sekitar USD 13 billion untuk investasi," ujar Dwi Soetjipto dalam virtual conference, Senin (17/1).
Target tersebut sejalan dengan target menggenjot produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).
Dengan target tersebut, SKK Migas berniat menggenjot kegiatan eksplorasi dan development. Termasuk juga dengan meningkatkan kapasitas produksi.
Ilustrasi Pengeboran Migas Pertamina. Foto: Dok. Istimewa
Sementara untuk jangka menengah hingga 2030, pemerintah sendiri sudah menyiapkan lima strategi buat menggenjot produksi migas. Pertama yakni dengan optimalisasi produksi lapangan ke eksisting.
ADVERTISEMENT
Kemudian lewat transformasi sumber daya kontingensi ke produksi, mempercepat chemical EOR, mendongkrak eksplorasi migas, serta perbaikan regulasi dan insentif hulu migas.

Realisasi Investasi 2021 Capai Rp 153 Triliun

Adapun realisasi investasi sektor hulu migas sepanjang 2021 tercatat mencapai USD 10,7 miliar. Angka ini setara Rp 153 triliun dengan kurs dollar hari ini Rp 14.319.
Realisasi tersebut, kata Dwi Soetjipto, meningkat dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar USD 10,5 miliar.
"Ini menunjukkan komitmen sektor hulu migas untuk tetap melakukan investasi yang masif, meskipun sedang dalam masa pandemi. Kami menyadari ke depan kebutuhan terhadap migas akan semakin besar," pungkas Dwi Soetjipto.