SKK Migas dan Pertamina Pasang Target Berbeda di Blok Mahakam

2 Januari 2018 19:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Mahakam (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Mahakam (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Blok Mahakam, penghasil 13% produksi gas nasional, resmi dikelola PT Pertamina (Persero) per 1 Januari 2018. Sebelumnya selama 50 tahun Blok Mahakam dikelola Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
ADVERTISEMENT
Tapi setelah diambil alih Pertamina, produksi minyak dan gas Blok Mahakam malah turun. Dalam Work Program and Budget (WP&B) yang disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), target produksi minyak hanya sebesar 42.000 Barel Oil Per Day (BOPD) dan gas 916 MMSCFD.
Target dalam WP&B tersebut lebih rendah dibanding realisasi produksi Blok Mahakam tahun ini yang sebesar 52.000 BOPD minyak dan gas 1.360 MMSCFD. Artinya, produksi minyak ditarget turun 19,2% dan gas anjlok 32,6% dibanding 2017.
Saat disinggung mengenai hal ini, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Bambang Manumoyoso, mengatakan bahwa target dalam WP&B itu merupakan perhitungan SKK Migas. PHI punya target lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
"Itu pembahasan mereka (SKK Migas), soal teknis hingga keekonomian. Tapi ini bertahap kan, kita sudah rencanakan supaya produksi meningkat," ujarnya kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (2/1).
Bambang mengungkapkan, PHI menetapkan target produksi gas 2018 sebesar 1.100 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD), dan minyak/kondensat sebesar 48.000 Barel Oil Per Day (BOPD).
Hanya saja dalam Work Program dan Budget (WP&B) 2018 yang disetujui SKK Migas, produksi gas ditargetkan 916 MMSCFD dan minyak/kondensat sebesar 42.000 BOPD.
Adapun target itu akan direalisasikan PHI melalui pengeboran sumur pengembangan sebanyak 69 sumur, 132 workover sumur, 5.623 perbaikan sumur, dan pengajuan rencana pengembangan lanjutan atas lima lapangan.
"Anggaran untuk itu USD 1,8 miliar. USD 1,1 miliar untuk biaya operasi, USD 700 juta untuk investasi. Sudah ada itu," tutup Bambang.
ADVERTISEMENT