SKK Migas Khawatir Produksi Minyak Blok Rokan Anjlok Seperti Mahakam

9 Januari 2020 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) khawatir produksi minyak Blok Rokan anjlok saat diambil alih PT Pertamina (Persero) mengelola secara penuh.
ADVERTISEMENT
Pertamina akan mengelola Blok Rokan secara penuh mulai 2021, setelah kontrak Chevron Pacific Indonesia (CPI) habis.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, saat ini seharusnya Pertamina sudah mulai melakukan proses transisi pengelolaan dan investasi di Blok Rokan. Namun pembicaraan Pertamina dengan Chevron masih belum mencapai titik temu.
"Jadi ini masih sangat alot pembicaraannya. Masih sangat alot. Kami juga khawatir kalau proses transisi ini tidak berjalan dengan baik, apa yang terjadi dengan (Blok) Mahakam akan terulang lagi," katanya saat konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (9/1).
Pertamina memulai alih kelola Blok Mahakam dari Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation pada tahun 2017, kemudian mengelolanya secara penuh per 1 Januari 2018. Hingga saat ini, produksi minyak dan gas Blok Mahakam terus merosot.
ADVERTISEMENT
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
Dwi pun mengatakan, pada tahun ini seharusnya lifting minyak bisa mencapai 755 ribu barel per hari, sesuai dengan target APBN pada tahun 2020.
Namun dengan belum adanya kepastian transisi Pertamina di Blok Rokan, maka ia memperkirakan lifting minyak tahun ini hanya akan berada di angka 705 ribu barel per hari.
"Sehingga ke depan melihat hari ini, pengalihan kontraktor how to manage masa transisi ini menjadi sangat penting, sehingga barangkali kami akan memberikan masukan ke Kementerian (ESDM). Bagaimana proses-proses peralihan kalau ada di expired bloc sedemikian rupa tidak menggangu optimalisasi produksi," imbuhnya.
Berdasarkan catatannya dari 2018 hingga 2019 produksi Blok Rokan telah turun 20.000 barel per hari. "Tidak ada deadline investasi untuk pengeboran, yang terjadi 2018 ke 2019 di (Blok) Rokan itu produksi lifting turun 20.000 barel per hari," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam Work Program and Burget (WP&B) 2020 SKK Migas, produksi minyak Blok Rokan ditarget 161 ribu barel per hari. Pada 2018, blok ini masih bisa memproduksi minyak 210 ribu barel per hari atau kedua terbesar setelah Blok Cepu, lebih dari seperempat dari total produksi minyak nasional saat ini.
Sejak ditemukan pertama kali pada 1941 sampai saat ini, Blok Rokan telah menghasilkan kurang lebih 4,5 miliar barel minyak. Diperkirakan saat ini Blok Rokan masih menyimpan 500 juta hingga 1,5 miliar barel minyak.