SKK Migas Minta Inpex Kebut Keputusan Investasi Akhir Blok Masela Rampung 2026

9 April 2025 16:57 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DEN Djoko Siswanto saat ditemui di Sopo Del Tower Jakarta, Kamis (23/2/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DEN Djoko Siswanto saat ditemui di Sopo Del Tower Jakarta, Kamis (23/2/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta Inpex Masela Ltd merampungkan Final Investment Decision (FID) lebih cepat dari target awal, menjadi tahun 2026.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Inpex resmi memulai fase inisiasi Front-End Engineering Design (FEED) fasilitas gas alam cair onshore (OLNG) Blok Masela. Fase ini difokuskan pada pemilihan teknologi lisensor likuefaksi dan teknologi penggerak turbin gas.
Hasil dari fase ini akan menjadi dasar teknis dan komersial untuk pelaksanaan FEED selanjutnya, sekaligus memastikan integrasi teknologi likuefaksi yang canggih guna mengoptimalkan kinerja dan keandalan.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menegaskan agar FID Blok Masela dipercepat agar rampung tahun depan, dari target sebelumnya di tahun 2027.
"Inisiasi ini juga diharapkan dapat meletakkan dasar yang kokoh dengan segera disepakatinya Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) untuk mencapai keputusan investasi akhir (Final Investment Decision) tahun depan," ujarnya saat peluncuran inisiasi FEED OLNG, Rabu (9/4).
ADVERTISEMENT
CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda mengatakan perusahaan akan memulai pekerjaan FEED secara penuh di pertengahan tahun ini untuk mencapai FID sesegera mungkin.
"Kami berdedikasi untuk melakukan segala upaya guna mempercepat dimulainya produksi sesuai dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Meskipun kami berkomitmen kuat terhadap proyek ini, kami harus mengakui bahwa ini adalah proyek yang sangat, sangat rumit dan penuh tantangan, dengan risiko yang signifikan," jelasnya.
Ueda memastikan Inpex bertekad untuk mengelola dan mengurangi risiko tersebut sejauh yang dimungkinkan secara wajar, meskipun terdapat tantangan pada kondisi pasar.
"Tetap ada risiko yang berasal dari penyebab yang tidak dapat dikendalikan seperti kondisi pasar. Oleh karena itu, pengembalian dari proyek tersebut harus berada pada tingkat yang cukup dapat diterima," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ditemui usai acara, Djoko meyakini percepatan FID Blok Masela masih memungkinkan, sebab progresnya sudah cukup signifikan. Tahun ini, FEED LNG Onshore sekitar 40 persen, FEED FPSO sekitar 40 persen, untuk pipa ekspor gas sekitar 80 persen, dan untuk subsea, umbilical, reservoir, dan flowline sekitar 80 persen.
Dengan demikian, FID Blok Masela bisa rampung di pertengahan tahun depan dan ditargetkan mulai produksi (commercial operation date/Cod) di tahun 2029.
Djoko juga menyebutkan, Inpex akan mulai melakukan PJBG Blok Masela pada Juni 2025. Adapun pendantanganan Head of Agreement (HoA) PJBG Blok Masela dengan perusahaan dalam negeri akan dilakukan pada penyelenggaraan IPA Convex tahun ini.
"Komersialisasinya rencana bulan Juni Inpex mau memasakran gasnya, mudah-mudahan untuk HoA untuk yang dengan domestik itu bisa kita tandatangani nanti di acara IPA bulan depan, ada dengan PLN, Pupuk Indonesia, sama PGN," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Proyek LNG Abadi mencakup pembangunan dua train likuefaksi LNG di darat dengan total kapasitas produksi sebesar 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA), penyaluran gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan domestik, dan produksi kondensat sekitar 35.000 barel per hari (BCPD).
Adapun Inpex mengelola Lapangan Abadi Masela dengan partisipasi 65 persen, bersama mitra Pertamina Hulu Energi Masela (20 persen) dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (15 persen).