SKK Migas Ungkap China Tertarik Tingkatkan Produksi Migas RI Pakai EOR

7 Juni 2024 10:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan China tertarik berinvestasi meningkatkan produksi migas di Indonesia, yakni melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan ketertarikan China terlibat dalam proyek EOR di Indonesia disampaikan saat kunjungan Menteri ESDM Arifin Tasrif ke Negeri Tirai Bambu itu beberapa waktu lalu.
"Pak Menteri sudah sampaikan juga, baru saja kita berkunjung ke China mereka sudah banyak mempraktikkan mengenai EOR ini dan mempunyai teknologi, sehingga mereka tertarik untuk menangkap potensi EOR di Indonesia," jelasnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Kamis (6/6).
Dwi menyebutkan, investasi China di teknologi EOR dengan catatan bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya.
Beberapa proyek EOR yang sedang dilakukan Pertamina adalah di Lapangan Jatibarang dan Sukowati. Pertamina EP sudah melakukan injeksi perdana CO2 ke Lapangan Jatibarang di 2022, dilanjutkan dengan Lapangan Sukowati di 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
Dwi menuturkan, beberapa lokasi potensi EOR di Indonesia dapat memberikan estimasi cadangan 950 juta barel.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Kamis (31/11). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
"Ini sangat berarti, oleh karena itu kalau dilihat dari grafik pertama warna hijau di water flood dan EOR ini areanya cukup luas karena dihitung dari angka potensi ini," jelasnya.
Ditemui setelah rapat, Dwi membenarkan China tertarik terlibat dalam proyek EOR di Indonesia. Teknologi yang sudah lama diterapkan ini sukses menambah produksi migas di China.
"Dari sekarang kita di Indonesia ini paling tinggi (recovery-nya) 30 persen. Kalau di sana sudah menuju ke 50 persen. Jadi makanya akan ada tambahan cadangan dan tambahan produksi, karena recovery-nya lebih tinggi," jelas Dwi.
Dwi mengatakan, pihak China juga sudah melakukan kunjungan ke Indonesia untuk menawarkan teknologi yang telah mereka kembangkan dan dipraktikkan di China.
ADVERTISEMENT
"Mereka sudah melakukan kunjungan ke sini untuk menyampaikan fokusnya, antara lain di EOR, heavy oil, kemudian yang berikutnya adalah CBM. Nanti kita akan bekerja sama dengan KKKS," katanya.