Smartwatch Lagi Ngetren, Jam Tangan Analog Kian Tersisih

12 Agustus 2019 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jam tangan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jam tangan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jam tangan pintar atau smartwatch kini lagi ngetren. Permintaan terhadap produk ini di Indonesia sedang tinggi-tingginya.
ADVERTISEMENT
Smartwatch adalah gabungan antara jam tangan digital dengan teknologi yang ada pada ponsel pintar. Dengan smartwatch, memudahkan pengguna dalam berkomunikasi tetapi tidak melupakan kodrat aslinya, yaitu sebagai pengingat waktu.
Namun, pesatnya perkembangan smartwatch mengikis keberadaan jam tangan analog (menggunakan jarum jam). Salah satu pedagang jam tangan analog di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rani, mengakui penurunan penjualan hingga 50 persen.
"(Turun sampai) 50 persen dibanding tahun kemarin karena ada smartwatch," kata dia kepada kumparan saat ditemui di Blok III, Lantai G, Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (12/8).
Rani bilang, tahun lalu dalam sehari mampu mengirim sebanyak 2 kali. Untuk sekali kirim sekitar Rp 5-10 juta. Saat ini, boro-boro dalam sehari bisa kirim. Ia mengeluh, dalam seminggu hanya mengirim 5-3 kali kiriman.
ADVERTISEMENT
"Kalau hari ini, seminggu ada 5-3 kali kiriman," katanya.
Jam tangan Kenneth Cole. Foto: Avissa Harness/ kumparan
Rani memiliki pelanggan jam tangan dari berbagai daerah. Sebut saja Medan, Surabaya, Malang, Majalengka, Ambon dan masih banyak lainnya. Rani memasok jam tangan di toko-toko di daerah.
"Daerah minta smartwatch. Kan kita enggak jual. Jadi ya menurun (kiriman)," imbuhnya.
Diakui dia, permintaan smartwatch mulai mencuat setelah Lebaran lalu. Rani menyebut, salah satu smartwatch yang sedang tren yaitu Imoo. Imoo merupakan watch phone, biasanya disebut jam ponsel. Imoo selain berfungsi untuk melihat waktu, mampu melakukan video call serta fitur-fitur digital lainnya seperti komunikasi lainnya.
Selain Rani, salah satu pedagang jam tangan analog, Asep, mengakui hal serupa. Smartwatch menjadi salah satu penyebab turunya penjualan jam analog. Biasanya Asep mampu mengirim 100 pieces (pcs) dalam sehari untuk satu model. Sementara sekarang ia hanya mampu mengirim 20-25 pcs per model.
ADVERTISEMENT
"Emang ekonomi lagi turun. Orang-orang lainnya juga ngerasa sama. Dibanding tahun lalu jauh sekarang pasar sepi," keluhnya.
Asep bilang, biasanya permintaan jam tangan tinggi pada saat musim sekolah. Permintaan tinggi tersebut mayoritas merupakan anak sekolah.
"Apalagi sekarang di sekolah kan dilarang bawa HP. Ibu-ibunya pada beliin itu (smartwatch)," ucapnya.
Rekomendasi jam tangan pria Foto: Dok. Montblanc, Omega, Breitling, Rolex, Tudor, Baume & Mercier,
Pedagang jam tangan analog lainnya Yudi menjelaskan, adanya pengaruh smartwatch kepada penjualan jam tangan analog. Meski tidak secara langsung, ia mengakui permintaan menurun hingga 50 persen.
"Turunnya ya sekitar 50 persen lah. Sekarang itu permintaan smartwatch 50 persen, jam tangan anak (analog) 50 persen," sebutnya.
Hanya saja menurutnya, penjualan jam pada dasarnya hanya soal tren sementara. Ia mengaku permintaan jam tangan analog tidak akan mati. Adapun harga jam tangan analog di Pasar Senen dibanderol dari kisaran Rp 25 ribu per pcs sampai Rp 100 ribu per pcs. Itu harga jam tangan paling murah dengan merek-merek tiruan seperti Casio, Swiss Army, dan SKMEI.
ADVERTISEMENT
"Ini kan soal tren aja. Ini sebentar saja, nanti kalau anak-anak udah bosan ya pasti balik lagi kan gitu," jelasnya.