Soal Merger Waskita Karya dengan Hutama Karya, Menteri PUPR Sarankan Hati-hati

28 Agustus 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono menyarankan proses merger PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Hutama Karya dilakukan secara hati-hati.
ADVERTISEMENT
Basuki mengatakan kedua perusahaan infrastrukur tersebut terlibat dalam pengerjaan Proyek Strategi Nasional (PSN).
“Kami hanya menyarankan hati-hati karena ini juga kami lagi fokus di penyelesaian proyek-proyek PSN, kalau digabungkan kan nanti bisa ada konsekuensinya tata kelolanya juga akan berubah,” kata Basuki saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (28/8).
Kementerian BUMN telah bersurat kepada Kementerian PUPR mengenai merger HK dan Waskita Karya. Basuki mengungkapkan pihaknya masih mengkaji terkait merger itu.
“Kami lagi kaji, kalau untuk HK dengan Waskita saya kira sudah mendekati penyelesaian,” ujar Basuki.
Basuki menegaskan merger kedua perusahaan pelat merah itu merupakan wewenang Kementerian BUMN. Selain itu, saat ditanya mengenai penggabungan perusahaan-perusahaan BUMN Karya yang lain, Basuki bilang belum ada kelanjutan. “Itu di Kementerian BUMN. Belum,” ujar Basuki.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kementerian BUMN mengharapkan merger Waskita dengan HK akan rampung tahun ini. Meskipun Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengakui proses merger ini tidak mudah karena melalui beberapa tahapan, salah satunya audit secara menyeluruh dari sisi aset.
Secara keseluruhan, Menteri BUMN Erick Thohir untuk proses restrukturisasi, BUMN Karya yang akan di-merger ke depan antara lain Hutama Karya (Persero) dengan Waskita Karya, dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).