Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Soal MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Pengusaha: Dilakukan Perusahaan Abal-abal
12 Maret 2025 21:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pengusaha minyak goreng memastikan perilaku curang mengurangi volume MinyaKita hingga tak sesuai dengan kemasan dilakukan oleh perusahaan abal-abal.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, mengatakan tidak mungkin pengusaha dengan perusahaan besar mengambil risiko untuk mengurangi volume MinyaKita yang dijual.
“Kemungkinan yang membuat di bawah (volume kemasan) itu bukan perusahaan besar, itu mungkin perusahaan abal-abal berani ambil risiko yang besar,” kata Sahat dalam Media Briefing di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/3).
Sahat mengatakan, kemungkinan pelaku yang berani mencurangi volume MinyaKita hingga tidak sesuai dengan kemasannya adalah pengusaha yang mengemas ulang MinyaKita atau repacker.
Hal ini dikarenakan umumnya perusahaan atau produsen besar memiliki quality control. Sehingga tidak mungkin produk yang dihasilkan bisa kurang dari ukuran kemasan yang ditentukan.
“Yang kedua adalah, perusahaan itu punya namanya quality control. Jadi kalau quality controlnya itu betul gak mungkin volumenya di bawah yang labeling,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyayangkan pihak yang menyalahkan produsen atas temuan MinyaKita yang tak sesuai takaran ini. Menurut dia, tidak semua permasalahan bisa menyalahkan produsen.
“Jadi, jangan terlalu mudah Apa-apa dikit-dikit produsen apa-apa dikit-dikit produsen,” tuturnya.
Sahat bersama dengan Asosiasi Produsen Biofuel (Aprobi) dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) mencoba membuktikan volume MinyaKita yang diproduksi oleh perusahaan besar, yaitu PT Multimas Nabati Asahan, bagian dari Wilmar Group dan PT Mikie Oleo Nabati Industri, bagian dari Musim Mas.
Dua kemasan MinyaKita itu memiliki label 1 liter dan tertulis dibanderol Rp 15.700 per liter sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dari hasil pengecekan MinyaKita dari Wilmar Group, terlihat volumenya melebihi angka 1.000 mililiter pada gelas ukur. "Lebih dikit, memang akan plus minus dikit ya," kata Sahat.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama terlihat ketika Sahat mencoba menuangkan MinyaKita PT Mikie Oleo Nabati Industri. Gelas ukur memperlihatkan volume MinyaKita lebih dari garis 1.000 mililiter.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga dalam Media Briefing di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/3). Foto: Widya/kumparan