Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sosok di Balik Pembuat Tiang Bendera Upacara 17 Agustus di IKN
2 Agustus 2024 20:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menjadi sorotan yaitu tiang bendera yang sudah dipersiapkan sejak beberapa bulan lalu. Salah satu sosok pembuat tiang bendera dengan tinggi 17 meter dengan diameter 1,5 meter itu adalah Budi Harta Winata.
Budi merupakan pengusaha sekaligus pemilik perusahaan konstruksi PT Artha Graha Mas Andalan yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Ia dikenal sebagai pengusaha dengan semboyan 'Utamakan Sholat dan Keselamatan Kerja'.
Budi mengaku memberikan tiang bendera kepada pemerintah sebagai sebuah kebanggaan.
"Saya berikan tiang ini untuk negara republik Indonesia. Kami bangga dan saya bahagia menaruh tiang bendera ini di istana negara [IKN]," katanya kepada kumparan, Jumat (2/8).
Tiang bendera dibuat dalam kurung waktu 14 hari dari pabrik Artha Graha Mas Andalan. Tiang dibuat dari bahan plate besi yang kokoh dengan cat anti luntur.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya berapa biaya yang dia keluarkan untuk membuat tiang bendera ini, Budi tak mau membocorkan.
“Nggak usah saya sebutkan. Tapi yang paham baja, pasti tahu berapa biayanya,” kata dia dengan rendah hati.
Mantan tukang las yang kini sukses menjadi pengusaha di bidang konstruksi ini juga mengemban jabatan sebagai Ketua Umum Indonesian Society of Steel Construction (ISSC). ISSC merupakan wadah dari masyarakat yang peduli terhadap perkembangan dan kemajuan dunia konstruksi baja di Indonesia.
Beberapa waktu lalu ia menyebut bahwa pelaku bisnis besi dan baja dalam negeri khawatir mengenai tantangan produk besi impor yang membuat keberlangsungan industri terancam.
"Masuknya baja impor yang lebih murah, yang mengancam keberlangsungan produsen lokal," katanya melalui keterangan tertulis.
ADVERTISEMENT
Ia pun berharap agar pemerintah mengupayakan untuk mencarikan solusi industri baja dalam negeri. Sebagai catatan, kapasitas produksi besi mencapai sekitar 6 juta ton per tahun.
Sementara itu permintaan baja nasional mencapai 14 juta ton per tahun. Akhirnya sebagian kebutuhan dipasok dari impor.
"Kami berharap pemerintah dan pelaku industri dapat bekerja sama untuk mencari solusi guna melindungi industri baja domestik sambil tetap menjaga kelangsungan pembangunan infrastruktur yang pesat," katanya.