Sri Mulyani Anggap Belanja Pemerintah 2018 Terkendali: Itu Tantangan

31 Januari 2019 11:37 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080.  (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
Pemerintah berhasil menekan defisit anggaran menjadi Rp 259,9 triliun atau sebesar 1,76 persen terhadap PDB di dalam APBN 2018. Defisit anggaran tersebut jauh lebih rendah dibanding batas yang ditetapkan sesuai UU APBN 2018, yang senilai Rp 325,9 triliun atau setara dengan 2,19 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
Realisasi defisit anggaran itu terbentuk dari selisih penerimaan negara senilai Rp 1.942,3 triliun dengan belanja pemerintah senilai Rp 2.202,2 triliun. Adapun pada 2017, pemerintah mencatatkan defisit anggaran senilai Rp 341 triliun atau mencapai 2,51 persen dari PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengklaim bahwa hal ini juga didorong dengan belanja negara yang dikontrol dengan baik.
“Belanja tahun lalu relatif baik. Mungkin perlu menteri perempuan karena kita bisa belanja dengan baik,” ungkap Sri Mulyani di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (31/1).
Menurut Sri Mulyani, keberhasilan tersebut karena seluruh kementerian lembaga dan daerah untuk mengalokasikan belanja secara tepat waktu dan tepat sasaran. Sri Mulyani pun mengakui bahwa hal tersebut tidak mudah.
Sri Mulyani usai konfrensi pers terkait aturan pajak e-commerce. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani usai konfrensi pers terkait aturan pajak e-commerce. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
“Itu challange of spending,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun lalu belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp 1.444,4 triliun atau 99,3 persen dari target APBN 2018 dan tumbuh 14,2 persen dari tahun sebelumnya. Belanja kementerian/lembaga mencapai Rp 836,2 triliun atau 98,7 persen dari target APBN dan tumbuh 9,3 persen dari tahun sebelumnya.
Belanja non kementerian/lembaga mencapai Rp 608,2 triliun atau 100,2 persen dari target APBN dan tumbuh 21,6 persen dari tahun sebelumnya. Transfer ke daerah dan Dana Desa mencapai Rp 757,8 triliun atau 98,9 persen dari target APBN dan tumbuh 2,1 persen dari tahun sebelumnya. Transfer ke daerah Rp 697,8 triliun atau 98,8 persen dari target APBN dan tumbuh 2,3 dari tahun sebelumnya. Dana desa Rp 59,9 triliun atau 99,8 persen dari target APBN 2018 dan tumbuh 0,2 persen dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"2018 kita tutup dengan defisit jauh lebih kecil. Primary balance mendekati 0. Ini memperlihatkan kinerja APBN 2018 sangat positif dan dikelola dengan sangat bertanggung jawab," tandasnya.