Sri Mulyani: APBN Defisit Rp 93,4 Triliun di Juli 2024

13 Agustus 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Juli 2024 defisit senilai Rp 93,4 triliun atau 0,41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
"Dari total postur kita mengalami defisit Rp 93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB. Ini masih kecil dibandingkan target defisit tahun ini," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kemenkeu, Selasa (13/8).
Secara rinci, pendapatan negara hingga akhir Juli mencapai Rp 1.545 triliun. Artinya, negara sudah mengumpulkan 55,1 persen pendapatan dari target APBN 2024.
Sri Mulyani juga sudah membelanjakan APBN senilai Rp 1.638 triliun atau setara dengan 49,3 persen dari target APBN 2024.
Kemudian, dari sisi keseimbangan primer juga mencatatkan surplus sebesar Rp 179,3 triliun. Keseimbangan primer APBN adalah selisih antara total pendapatan negara dan belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Juli 2024, Selasa (13/8/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Awal bulan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencapai 2,70 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara dengan Rp 609,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Angka ini lebih tinggi dari target pemerintah dalam UU APBN 2024 sebesar 2,29 persen dari PDB atau secara nominal Rp 522,8 triliun.