Sri Mulyani: Aset Negara Tembus Rp 13.000 Triliun di Akhir 2023

4 Juli 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan pandangan pemerintah pada Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan pandangan pemerintah pada Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan aset negara hingga 31 Desember 2023 mencapai Rp 13.072,8 triliun. Angka naik 6,06 persen dari tahun 2022 Rp 12.325,45 triliun.
ADVERTISEMENT
"Posisi keuangan Pemerintah ditunjukkan dalam neraca per 31 Desember 2023 yang terdiri dari aset Rp 13.072,8 triliun," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-20 Masa Persidangan V, Kamis (4/7).
Bendahara negara itu mengatakan total kewajiban negara per akhir 2023 sebesar Rp 9.536,7 triliun. Kemudian ekuitas sebesar Rp 3.536,1 triliun atau naik tipis dari Rp 3.404,89 triliun.
"Kenaikan ekuitas tahun 2023 tanpa revaluasi aset merupakan pertama kalinya sejak pelaporan keuangan berbasis akrual diterapkan. Hal ini tidak terlepas dari baiknya kinerja penerimaan yang diikuti dengan belanja pemerintah yang juga semakin berkualitas," ungkap Menkeu.
Di samping itu, dalam Laporan Operasional (LO) Tahun 2023 tercatat pendapatan operasional sebesar Rp 3.083,2 triliun, dan beban operasional sebesar Rp 3.111,7 triliun, yang membentuk defisit dari kegiatan operasional Rp 28,4 triliun.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menyebut terdapat surplus dari kegiatan non operasional sebesar Rp 60,1 triliun, yang membentuk surplus LO tahun 2023 sebesar Rp 31,6 triliun.
"Surplus LO Tahun 2023 merupakan yang pertama kali terjadi sejak penerapan akuntansi berbasis akrual atau sejak laporan operasional mulai disusun pada 2015," pungkasnya.