Sri Mulyani Bakal Percantik Gedung Berhantu Kantor Daendels

15 November 2018 11:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bisnis Rumah Berhantu. (Foto: Nugroho Sejati\kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bisnis Rumah Berhantu. (Foto: Nugroho Sejati\kumparan)
ADVERTISEMENT
Gedung Daendels, yang terlihat kokoh di sekitar Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, ternyata menyimpan berjuta cerita. Gedung yang berdiri sejak 1809 ini rencananya akan direnovasi oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang berada di bawah Kementerian Keuangan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama LMAN Rahayu Puspasari mengatakan, rencana untuk merenovasi aset bersejarah tersebut telah ada sejak beberapa tahun silam. Hingga saat ini, pihak LMAN pun masih terus melakukan penghitungan dari segi biaya.
Pada 2013, LMAN telah menghitung biaya renovasi untuk mengembalikan kondisi awal tersebut sebesar Rp 300 miliar. Angka ini bisa saja meningkat seiring berjalannya waktu dan disesuaikan dengan kondisi bangunan.
"Masih dalam penghitungan untuk saat ini. Kalau Rp 300 miliar itu hitungan tahun 2013, pasti sekarang kan berubah lagi, sudah ada kondisi yang berubah, pasti lebih dari itu," ujar Rahayu kepada kumparan, Selasa (6/11).
Rencana untuk merenovasi gedung tersebut juga sudah mendapat lampu hijau dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Bahkan Sri Mulyani juga sudah membicarakan hal tersebut dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah bicara dengan Pak Menteri PU kan ini gedungnya bagus dan merupakan heritage, warisan. Nanti lihat bagaimana perencanaannya," kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu.
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Gedung Daendels semula dirancang sebagai pendamping Istana Gubernur Jenderal di Kota Bogor atau Buitenzorg Paleis. Bangunan tersebut didesain oleh arsitek bernama Ir Letkol JC Schultze, yang juga merancang Societeit Harmonie dan mencakup bangunan utama yang besar dengan sayap di setiap sisinya untuk kantor Gubernur Jenderal.
Pada masa pemerintahan Janssens (1811), hanya dipasang atap sederhana di atasnya. Sedangkan pada masa pemerintah berikutnya, pembangunan istana juga tak berhasil dilanjutkan. Akhirnya, istana Daendels menjadi bangunan yang rapuh.
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Bangunan Daendels berhasil diselesaikan pada 1828 dan diresmikan oleh Komisaris Jenderal L.P.J Du Bus de Ghisignies. Namun karena biaya yang terbatas membuat bangunan ini belok dari tujuan utamanya yang difungsikan sebagai istana dan dijadikan kantor besar urusan keuangan negara dan instansi pemerintahan pada masa lalu.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Gedung Daendels dibiarkan begitu saja. Tak ada lagi aktivitas di dalam gedung tersebut. Bahkan karena sepi dan seperti tak terurus, gedung tersebut banyak menyimpan kisah 'misteri' di dalamnya.
Seorang satpam yang biasa bertugas di sekitar Gedung Daendels, Rustandi, mengatakan dirinya sering mengalami kejadian aneh. Rustandi mengatakan, dirinya sempat melihat galon air mineral bergerak sendiri pada siang hari di basement Gedung Daendels. Padahal saat itu tak ada siapa pun selain dirinya.
"Jadi waktu itu pernah, siang-siang bolong padahal. Abis angkut galon, tiba-tiba aja gitu galonnya jalan sendiri," katanya.
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Tak hanya itu, dia pun sering mendengar suara tangisan perempuan yang berasal dari gedung zaman Belanda itu saat malam tiba. "Ya ada saja, suara tangisan sih ada," katanya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Rustandi, salah seorang pensiunan Kemenko Perekonomian yang telah lama menempati gedung tersebut, Sofyan, mengaku seringkali mendapat perlakuan aneh saat berada di dekat gedung tersebut. Sofyan yang telah 40 tahun bekerja di Kemenko itu sudah hafal betul, keisengan yang dilakukan 'pihak yang tak berwujud' tersebut.
"Bukan pernah lagi, sudah enggak takut lagi, yang dari dulunya takut sampai enggak takut," kata Sofyan.
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Dia mengaku beberapa kali sempat melihat sosok perempuan zaman Belanda yang berjalan di dekat gedung itu jika waktu maghrib tiba.
"Iya noni-noni Belanda. Selain itu, ada juga hantu perempuan, bajunya putih-putih kayak kuntilanak suka lewat di deket gedung itu," tambahnya.
Rahayu sendiri tak memusingkan kisah mistis yang ada pada Gedung Daendels itu. Menurut dia, nilai sejarah dan aset cagar budaya pada gedung itu justru lebih tak ternilai harganya. Namun dia juga telah mengetahui kisah mistis pada gedung itu.
ADVERTISEMENT
"Sudah tahu ada intangible asset (aset tak terlihat) di situ. Tapi kalau dilihat lagi, ini kan aset budaya, heritage, cagar budaya ya, jadi kalau ini bisa direnovasi, dikembangkan, akan sangat bagus bagi masyarakat Indonesia," jelasnya.
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung Daendels Kemenkeu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Namun hingga saat ini pihak LMAN sendiri belum memutuskan, apakah nantinya jika gedung tersebut selesai direnovasi akan dikelola swasta atau pemerintah. Tahun lalu saja, ada beberapa perusahaan swasta yang telah melirik gedung tersebut, salah satunya untuk dijadikan hotel.
"Kalau swasta melihatnya ingin buat hotel. Tapi kami rasa bukan untuk hotel. Belum diputuskan," tambahnya.
---------------------------------
Saksikan ulasan lengkap kumparan soal bisnis rumah berhantu dengan ikuti topik Rumah Berhantu di Jakarta.