Sri Mulyani Bakal Suntik KAI Rp 4,3 T untuk Proyek Kereta Cepat di 2021

18 Oktober 2021 11:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk menyelesaikan lintasan pada proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Lembah Teratai, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (8/8/2021). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk menyelesaikan lintasan pada proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Lembah Teratai, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (8/8/2021). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani akan memberikan penyertaan modal negara (PMN) ke PT KAI selaku pemimpin konsorsium proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021. Dalam beleid ini, APBN dapat digunakan untuk penyertaan modal maupun membiayai kewajiban perusahaan jika terjadi pembengkakan biaya proyek.
"Sejauh ini yang dibahas bersama kami adalah dukungan berupa PMN kepada PT KAI selaku salah satu pemegang saham PT KCIC," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta kepada kumparan, Senin (18/10).
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, PMN yang akan diberikan sebesar Rp 4,3 triliun sebagai base equity capital. Adapun anggarannya berasal dari APBN 2021.
"Sebesar Rp 4,3 triliun untuk pemenuhan base equity capital. (Pakai) APBN 2021, karena base equity capital harus segera," kata Didiek.
Dihubungi terpisah, Pengamat BUMN Universitas Indonesia, Toto Pranoto, mengatakan keputusan pemerintah menggunakan APBN dalam pendanaan proyek ini bertujuan untuk memastikan penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung tepat waktu.
ADVERTISEMENT
"Ini supaya pengerjaan proyek bisa selesai tepat waktu pada tahun 2022," kata dia.
Toto menuturkan, PMN sebagai alternatif penyelamat jangka pendek agar progres proyek jalan sesuai jadwal. Adapun dalam perkembangan terbaru, progres kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini sudah mencapai 79 persen.
“Karena itu perlu ada langkah rescue jangka pendek dengan PMN supaya progres project jalan sesuai jadwal. Mestinya di akhir 2022 sudah bisa dioperasikan,” katanya.
Presiden Joko Widodo meninjau proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa (18/5). Foto: Dok. Agus Suparto
Langkah berikutnya, kata Toto, yakni skema bisnis model yang memungkinkan perusahaan operator kereta cepat bisa bertahan dan terus tumbuh. “Caranya optimalisasi pendapatan bukan saja dari kereta penumpang (fare box), namun juga revenue dari pengelolaan properti (TOD) dan juga media luar ruang,” ujar dia.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi sebelumnya mengatakan, saat ini PT KCIC bersama konsorsium kontraktor sedang fokus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif. Ia mengakui pandemi COVID-19 cukup menghambat proses pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
ADVERTISEMENT
"Pandemi cukup memberikan dampak pada progress pembangunan KCJB. Untuk itu fokus kami sekarang ini adalah melakukan percepatan pembangunan,” kata Dwiyana.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, saat ini PT KCIC bersama konsorsium kontraktor sedang fokus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif. Ia mengakui pandemi COVID-19 cukup menghambat proses pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Pandemi cukup memberikan dampak pada progress pembangunan KCJB. Untuk itu fokus kami sekarang ini adalah melakukan percepatan pembangunan,” kata Dwiyana.
Menurutnya, PT KCIC tak hanya menghadirkan moda transportasi baru bagi Indonesia, tapi juga menjadi ajang transfer pengetahuan dan teknologi bagi SDM di bidang konstruksi dalam negeri.
"Sejak awal pembangunan, proyek KCJB membawa banyak teknologi dan metode-metode baru di bidang konstruksi. Hal ini otomatis akan memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi perencana pembangunan maupun pelaksana untuk perancangan metode kerja di proyek di Indonesia selanjutnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu transfer teknologi dan pengetahuan yang terjadi dari Tiongkok ke Indonesia melalui proyek KCJB adalah penerapan metode Cast in Situ untuk full span girder. Dwiyana menjelaskan, meski metode Cast in Situ adalah metode yang telah kerap diterapkan di Indonesia, namun Cast in Situ girder full span sekaligus seperti yang diterapkan di Proyek KCJB ini adalah yang pertama di Indonesia.
Dwiyana memaparkan bahwa metode Cast in Situ untuk full span girder sepanjang 32 meter ini dilakukan sesuai dengan standar kualitas tinggi dan persyaratan desain struktur kereta cepat.
Dalam praktiknya, Wijaya Karya (WIKA) selaku kontraktor lokal dalam konsorsium kontraktor KCJB melakukan pengembangan dari pengalaman pada proyek-proyek sebelumnya, serta menyerap teknologi dan metode konstruksi dari Casting Yard #1 DK28 Sinohydro.
ADVERTISEMENT
Berbekal pengalaman dan serapan pengetahuan dari kontraktor Tiongkok, Wijaya Karya juga melakukan pengembangan metode Cast in Situ untuk dapat dilaksanakan secara full span dan sekaligus. Kontraktor Wijaya Karya bertanggung jawab pada pembuatan 137 full span box girder di proyek KCJB.
Selain itu, alih pengetahuan juga terjadi pada proses Girder Erection dari masing-masing Casting Yard, yang merupakan tempat pembuatan girder box precast. Meski serah terima teknologi tidak secara langsung, namun melalui pelibatan tenaga kerja lokal secara langsung, metode perencanaan dan kerja dari Proyek KCJB yang inovatif pun dapat dipelajari.
“Metode kerja inovatif pada proses Girder Erection di Proyek KCJB ini memberikan percontohan bagaimana pembangunan infrastruktur publik di jalur sibuk tetap dapat berjalan tanpa menghambat aktivitas masyarakat di sekitarnya,” kata Dwiyana.
Infografik Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Tim Kreatif kumparan